Kenongo, Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan. Peziarah makan Sunan Bonang ini ditemukan tewas di got trotoar kawasan Jalan AKBP Suroko, Tuban.
Jenazah nenek itu hari ini, Senin (7/6/2010) dibawa pulang keluarganya ke Pasuruan dan kemudian dimakamkan di tempat pemakaman umum desanya.
Informasi yang dihimpun detiksurabaya.com menyebutkan, awal kejadian bermula saat nenek itu nekat meneruskan perjalanan selepas berziarah di makam Sunan Bonang sekitar alun-alun. Hujan deras rupanya tak menyurutkan si nenek meneruskan perjalanan ke tempat parkir bus.
Sialnya saat dia melintas di trotoar Jalan AKBP Suroko, korban terjerembab masuk trotoar yang belum selesai dibenahi. Akibatnya tubuhnya langsung terseret arus air yang deras. Kejadian itu tak diketahui rombongan lain, karena sang nenek berjalan sendirian.
Saat ketua rombongan, Gofur mengabsen satu persatu, ternyata Mbah Atim yang juga neneknya sendiri tidak ada di dalam bus. Pencarian pun dilakukan malam itu juga pukul 20.45 WIB, Minggu (6/6/2010).
Rombongan peziarah melakukan penyisiran di sekitar lokasi. Penyisiran membuahkan hasil. Tubuh Mbah Atim ditemukan di dalam trotoar pukul 22.00 WIB setelah beberapa warga sekitar melihat ada tangan yang menyembul dari lubang trotoar yang rusak. Dengan serta merta tubuh di dalam trotoar yang airnya mengalir deras itu dievakuasi.
Rupanya tubuh yang terbungkus baju kurung hijau dan jarik batik itu adalah Mbah Atim. Mbah Atim ditemukan sudah dalam keadaan meninggal. Ada dugaan korban
meninggal setelah digulung arus air di bawah trotoar. Jenazahnya kemudian dibawa ke RSUD Dr R Koesma. Gofur yang mengetahui neneknya meninggal dunia langsung pingsan begitu tiba rumah sakit.
"Kita sudah menghubungi keluarga di Pasuruan, agar menyiapkan pemakaman. Kita sudah memandikan dan memberi kain kafan, begitu sampai jasad Mbah Atim akan dimakamkan di kuburan desa," kata Munif, salah satu anggota rombongan. (wln/wln)