"Bujuk Sorah itu seorang pejuang yang sakti," ujar salah seorang sesepuh desa, Mbok Anom (90), saat ditemui detiksurabaya.com di rumahnya, Senin (8/2/2010).
Perempuan yang sudah beranak cucu itu menceritakan, pada zaman dulu, Kelurahan Ketapang hingga Desa Patalan, Kecamatan Wonomerto itu merupakan sebuah hutan belantara. Lalu hutan belantara itu dijelma sebuah jalan setapak oleh Bujuk Sorah.
"Setelah dijelma, maka jadilah sekarang menjadi sebuah jalan yang kini diberi nama Jalan Raya Sukapura atau Jalan Raya Bromo," ungkapnya.
Lanjut Mbah Anom, Bujuk Sorah itu merupakan anak buah Kiai Bronto Joyo yang juga dikenal sebagai seorang pejuang yang sakti. Makamnya berada di Dusun Bronto Joyo, Kelurahan Triwung Kidul, Kecamatan Kademangan. "Beliau itu mempunyai dua orang anak buah. Namanya sama-sama Bujuk Sorah," cerita perempuan tua itu.
Bujuk Sorah itu, tambah Mbah Anom, sebuah julukan. "Makam Bujuk Sorah yang satunya itu berada di Kelurahan Kademangan. Sampai sekarang juga dikenal dengan nama makam Bujuk Sorah. Tapi makam batu nisannya itu seperti biasa. Tidak sama dengan makam Bujuk Sorah yang ada di Kelurahan Triwung Kidul," jelasnya.
Makam Bujuk Sorah yang ada di Kelurahan Kademangan itu, sampai sekarang juga dikeramatkan oleh warga. Bahkan, tidak sedikit pula makamnya seringkali dijadikan tempat lelaku orang-orang supranatural sekedar untuk mencari barokah.
(bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini