Selain guru ngaji, istri HRP Mochammad Saleh Fatah Bin R Ario Tjitrokoesoemo itu tergolong orang yang sederhana dalam hidupnya. Suaminya lahir 1 Agustus 1937 meninggal 29 5esember 1994. Dia juga merawat 8 anak-anaknya yang kini sukses baik yang bekerja di swasta maupun pemerintahan. Ke-8 anaknya tersebut saat ini ada di Jakarta, Surabaya dan Semarang.
Salah satu keponakan Almarhumah, RB Ali Rahmad (60) mengaku, selama hidupnya memiliki keinginan agar keturunannya sukses sehingga dirinya bisa bersilaturrahmi secara bergantian.
"Namun, sebelum keinginan itu tercapai meninggal lebih dulu. Sehingga tidak sempat melakukan silaturrahmi pada anak-anaknya yang ada di luar kota," ujar Ali Rahmad kepada detiksurabaya.com di area Asta Tinggi Kebonangung Kecamatan Kota Sumenep, Rabu (20/1/2010).
Dirinya pun memiliki firasat jika ledakan makam itu mengingatkan kepada keturunannya agar tidak hanya mementingkan duniawi.
"Harus menyempatkan diri berdoa dan ngirim fatihah pada almarhumah. Artinya, harus menyempatkan pulang kampung sekalian berziarah ke malam almarhum," harapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, warga dikejutkan ledakan makam salah satu keturunan raja ke-13 dari Paku Nata Ningrat yang memerintah tahun 1879-1901, Hj R.Ajeng Salmah binti kiai RB Abdul Latif di Pendopo Asta Tinggi, Sumenep, Madura, Selasa (19/1/2010) sekitar pukul 22.30 WIB. Ledakan sempat terdengar hingga radius 1 km.
Hingga saat ini masih belum diketahui pasti penyebab ledakan yang mengakibatkan makam tersebut hancur. (fat/fat)