Ratusan Orang Berebut Kembang Kanthil di Petilasan Sri Aji Joyoboyo

Ratusan Orang Berebut Kembang Kanthil di Petilasan Sri Aji Joyoboyo

- detikNews
Jumat, 18 Des 2009 14:52 WIB
Kediri - Tahun Baru 1431 Hijriyah atau dalam kalender Jawa biasa disebut syuroan digelar ritual Petilasan Sri Aji Joyoboyo. Berharap mendapat berkah, lebih dari 400 orang berebut kembang kanthil setelah acara selesai.

Ritual yang berlokasi di Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri dimulai dengan kirap pusaka Tombak Kiai Bima dari Balai Desa Menang diiringi arak-arakan remaja putra dan putri yang diwajibkan perjaka dan perawan.

Sesampainya di lokasi, ritual dilanjutkan dengan menebar kembang kanthil di seluruh areal Petilasan Sri Aji Joyoboyo. Hal ini dimaksudkan untuk menghormati Sri Aji Joyoboyo yang merupakan Raja Kediri yang dipercaya terakhir kali muksa atau hilang tanpa diketahui keberadaannya di lokasi tersebut. Berbeda dengan arak-arakan, petugas yang melakukan tabur bunga adalah anak gadis yang berusia kurang dari 10 tahun.

Prosesi selanjutnya ritual utama yang dibuka dengan pemanjatan niat oleh pimpinan dibarengi menyalakan bara api yang ditaburi kemenyan. Setelah itu baru pusaka Tombak Kiai Bima disemayamkan sesaat di lokasi petilasan, sebelum akhirnya kembali diambil untuk disimpan di Balai Desa Menang.

Yang menarik setelah rangkaian ritual selesai, ratusan orang yang menghadiri langsung berebut kembang kanthil yang telah disebar di area petilasan. Warga yang tidak hanya berasal dari Kota dan Kabupaten Kediri tersebut yakin dengan mendapatkan kembang kanthil sisa ritual, akan bisa mendapatkan berkah dalam kehidupannya mendatang.

"Biasane disimpen atau dimasukkan ke air dalam gelas, terus disaring dan diminum. Percaya nggak percaya saya sudah membuktikan, biasanya enteng saja menjalani hidup ini," ujar Suminem (46), salah seorang peserta ritual asal Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar kepada detiksurabaya.com, Jumat (18/12/2009).

Tidak hanya orang tua yang mempercayai khasiat dari kembang kanthil sisa ritual di Petilasan Sri Aji Joyoboyo. Sejumlah peserta yang masih berusia muda juga mengaku ikut berebut untuk bisa mendapatkan berkah yang sama. "Awalnya diajak teman, tapi keterusan sampai sekarang," ujar Winda, wanita muda asal Kabupaten Tulungagung yang mengaku sudah ketiga kalinya mengikuti ritual.

Secara terpisah juru kunci Petilasan Sri Aji Joyoboyo Suratin mengatakan, ritual tahunan ini digelar sebagai bentuk penghormatan atas kebesaran nama Sri Aji Joyoboyo sebagai Raja Kediri. Ritual itu dengan harapan bisa mendoakan kondisi bangsa yang saat ini diakui tengah dalam masa suram.

"Sri Aji Joyoboyo memang raja besar yang layak dikenang dan dengan menghormatinya, kami berharap bisa ikut mendo'akan bangsa kita ini agar secepatnya terbebas dari seluruh permasalahan yang ada," tegas Suratin.
(fat/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.