Pengasuh Santriloka: Saya Lahir Sebagai Nahdliyin

Dituding Aliran Sesat

Pengasuh Santriloka: Saya Lahir Sebagai Nahdliyin

- detikNews
Senin, 02 Nov 2009 17:33 WIB
Mojokerto - Pengasuh Perguruan Ilmu Kalam Santriloka, Kiai Ahmad Naf'an (Gus Aan) berterima kasih kepada para kiai NU yang telah memberikan pencerahan. Gus Aan mengaku, sejak kecil diajari Islam ala NU oleh ayahnya, yang pernah menjadi anggota Banser NU Jombang, tahun 1965 silam.

"Jangan dikira saya ini bukan dari keluarga Nahdliyin. Ayah saya seorang muslim taat dan pernah jadi anggota Banser NU tahun 1965 di masa PKI dulu," jelas Gus Aan saat ditemui di ruang Satuan Reskrim Polres Mojokerto, Senin (2/11/2009).

Saat kecil, dirinya juga diajari berbagai ilmu keagamaan Islam ala NU, seperti manaqib, tawassul, dan tahlil. "Ibaratnya, darah saya ini darah hijau. Saya ini NU dan juga dari keluarga Nahdliyin tulen," kata Gus Aan menceritakan masa-masa kecilnya.

Meski mengakui sebagai seorang santri NU, namun Gus Aan menyatakan ajaran sesat yang disampaikan tidak terkait dengan NU. "Saya mohon maaf pula pada para kiai dan ulama NU, yang dulu telah mengajari saya," jelanya dengan mata nanar.

Setelah ajaran Perguruan Ilmu Kalam Santriloka divonis sesat oleh MUI, Gus Aan mengaku tersadar dengan apa yang disampaikan selama ini. "Kami butuh bimbingan para kiai dan ulama, terutama ulama-ulama NU," harapnya.

Pernyataan Gus Aan ini bukan berarti untuk meminta perlindungan NU saat divonis sesat oleh MUI. "Saya siap jika proses hukum terus berlanjut. Tapi jangan halangi saya untuk berharap pada bimbingan para kiai," jelasnya.

Gus Aan dievakuasi jajaran Polresta Mojokerto setelah MUI menyatakan ajaran Santriloka telah melenceng dari Islam. Sejauh ini, status Gus Aan juga masih belum jelas, sebagai saksi atau tersangka. Polisi menyatakan Gus Aan meminta perlindungan. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.