Pengasuh Santriloka: Kami Penganut Ajaran Islam

Dituding Aliran Sesat

Pengasuh Santriloka: Kami Penganut Ajaran Islam

- detikNews
Kamis, 29 Okt 2009 11:14 WIB
Mojokerto - Pengasuh Perguruan Ilmu Kalam Santriloka, Kiai Ahmad Naf’an (Gus Aan) mengaku kecewa dengan pernyataan sejumlah kalangan, yang menyatakan ajaran Santriloka bukan ajaran Islam.

"Silakan saja kami dianggap bukan Islam. Tapi yang pasti kami ini Islam, kami mengajarkan syahadat Allah dan Rasul sebagai tanda persaksian ikut ajaran Islam," kata Gus Aan di Padepokan Santriloka, Kelurahan Kranggan Gang 5 kepada wartawan, Kamis (29/10/2009).

Menurut Gus Aan, Islam merupakan ajaran Allah melalui Rasulullah Muhammad. Karena itu, inti ajaran Islam adalah ketauhidan Allah dan keteladanan Rasul. "Agama Islam itu bukan milik ormas tertentu atau Departemen Agama saja," jelasnya.

"Kalau kami beribadah dilarang membawa nama Islam, lho sekarang artinya Islam itu milik siapa. Andai kata Departeman Agama melarang kami mengatasnamakan Islam, itu sama saja Islam sudah dimiliki Departemen Agama," tambahnya.

Pria kelahiran Jombang, 7 Juli 1968 ini menilai salah satu penyebab kerusakan Islam sebagai ajaran ketauhidan, karena lembaga-lembaga keagamaan terlalu intervensi. "Kami ingin melakukan ibadah dan ajaran Allah dengan tenang," tegasnya.

Menurut Gus Aan, Departemen Agama juga tidak bisa menentukan sesat tidaknya ajaran yang diimani seseorang. "Kalau memang Islam milik Departemen Agama, maka kalau kami salat harus mendapat pahala dari Departemen Agama," jelas Gus Aan dengan nada penuh tanya.

Sebelumnya, sejumlah kiai dan pengasuh Pondok Pesantren di Mojokerto, menilai ajaran Santriloka dan sesat. Bahkan salah satu ormas keagamaan menyatakan ajaran Ilmu Kalam Santriloka bukan ajaran Islam.

Gus menyatakan salat seperti yang dilakukan umat Islam bukan perintah Allah. Karena bukan perintah, Gus Aan menyarankan para santrinya tidak perlu salat.

Perguruan Ilmu Kalam Santriloka menganggap sebagian isi Alquran sesat dan
membahayakan persatuan. Perguruan ini juga mengecam ibadah haji yang dianggap sebagai pembodohan Bangsa Arab terhadap Bangsa Indonesia.

Komunitas Perguruan Ilmu Kalam Santriloka ini juga memperkenalkan 4 jenis salat. Yalni Salat Maghrib, Isya, Subuh dan Dhuhur. Namun ke-4 jenis salat itu, tidak sama dengan salat umat Islam. Begitu pula salat Ashar juga tidak dikenal di komunitas ini.

(fat/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.