Lebaran Kemilau, Penyepuh Emas Banjir Order

Lebaran Kemilau, Penyepuh Emas Banjir Order

- detikNews
Rabu, 16 Sep 2009 08:25 WIB
Sumenep - Menjelang lebaran, tukang patri dan penyepuh emas kebanjiran order hingga 50 persen dibanding hari biasa. Jika hari biasa, mereka hanya mendapat order 25-45 buah emas, kini penyepuh emas mampu mengerjakan 100 buah emas.

Rata-rata tukang patri dan penyepuh emas itu ditemui di Jalan Manikam Sumenep atau komplek pasar emas. Mereka mulai buka pukul 08.00 WIB dan tutup hingga 17.00 WIB.

Seharian penuh mereka tak pernah berhenti dari kesibukannya menyepuh emas perhiasan. Tak ayal jika tukang penyepuh emas tersebut mampu meraup keuntungan hingga Rp 100 ribu lebih tiap harinya.

Tingginya animo masyarakat menyepuh perhiasan emas seiring budaya warga Sumenep dan Madura pada umumnya jika lebaran tiba akan memakai perhiasan dalam jumlah banyak. Baik itu anting, cincin, serta gelang tangan maupun kancing baju.

Salah seorang tukang patri dan penyepuh emas Ahmad Arifin (45) warga Desa Karang Duwek Kecamatan Kota Sumenep, mengaku ordernya makin banyak bila menjelang lebaran.

Emas yang biasanya disepuh, kata dia, kebanyakan yang mempunyai kadar 22 karat. Jika kurang dari 22 karat, maka sulit untuk dikilapkan.

"Mereka yang menyepuh emas mayoritas kelas ekonominya menengah ke bawah," ujar Arifin kepada wartawan di tengah kesibukannya menyepuh emas di Jalan Manikam, Sumenep.

Menurut dia, di bulan ramadan tukang patri dan penyepuh emas membawa berkah tersendiri. Sebab order terus bertambah dan nyaris tidak ada waktu untuk istirahat.

"Kalau lebaran sudah tinggal 3 hari, biasanya harus lembur. Mereka ingin emasnya mengkilap saat lebaran," tuturnya.

Meski para ibu-ibu rumah tangga tersebut menyerbu tukang patri dan penyebus emas, para tukang tidak pernah menaikkan ongkos. Untuk emas ukuran kecil seperti jenis cincin ongkosnya hanya Rp 2.000 dan jenis gelang tangan antara Rp 2.500 sampai Rp 3.000.

Keadaan emas yang sudah disepuh tersebut, warnanya tua mengkilap. Jika akan dijual harganya lebih mahal, karena mirip emas yang baru dibeli.

Para tukang patri dan penyepuh emas, hanya bermodalkan lapak kayu sepanjang setengah meter untuk tempat peralatan penyepuh.

Sedang bahan-bahan yang digunakan untuk menuakan warna emas antara lain serbuk emas, tawas, tabung kecil, bensin, garam, sendowo, air meneral serta alat lain seperti stang, dan obing kecil.

Salah seorang ibu rumah tangga asal Batuputih Sumenep, Ny Nafiroh mengatakan, setiap perhiasan emas selalu dibersihkan setiap kali menjelang lebaran. "Perhiasan emas yang akan dipakai biar bersih dan mengkilap," kata Nafiroh.
(fat/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.