"Kalau lihat kerusakannya, tidak mungkin dilakukan 2 orang anak itu. Jika tidak dibantu oleh orang dewasa, maka saya menduga kerasukan roh halus," kata Nur Ahmad (31), penjaga MI Raudlatul Hikmah kepada detiksurabaya.com di balai desa setempat, Senin (7/9/2009).
Dua murid SD Negeri II, yaitu Bel dan She, diperiksa Polsek Ngoro di balai desa. Keduanya memporandakan perabot belajar di 3 ruang kelas MI Raudlatul Hikmah. Keduanya mengaku cemburu, karena bangunan MI lebih bagus daripada bangunan sekolahnya.
Menurut Nur Ahmad, pada hari Sabtu (5/9/2009), Bel dan She yang murid SDN II, bermain di halaman MI Raudlatul Hikmah. Diduga Bel dan She kerasukan arwah penunggu gedung MI itu. "Sangat mungkin kerasukan roh sehingga menjadi kuat," ujar Nur Ahmad.
Pendapat yang sama juga disampaikan kedua orangtua Bel, Suwarto (41) dan Susanti (35), usai mendampingi anaknya saat diperiksa polisi. Keduanya tidak yakin jika Bel dan She, bisa menjungkirbalikkan meja dan kursi di 3 kelas berbeda.
Kepada polisi, Suwarto menyatakan anaknya itu termasuk anak yang tidak banyak tingkah saat berada di rumah. "Tapi kok bisa merusak. Ini sangat aneh bagi kami," kata usai menemani anaknya di Balai Desa Wotanmas Jedong.
Sementara, Kepala Desa Wotanmas Jedong, M Winajat menyatakan kasus ini sedang diselesaikan pihak desa, kedua sekolahan, dan orangtua kedua pelaku. Menyinggung soal kemungkinan kerasukan roh halus, Winajat juga menolak berspekulasi.
(bdh/bdh)











































