Menurut sejumlah kerabat korban, sebelum dirawat di rumah sakit korban sempat menonton aksi panggung Agnes Monica saat perayaan HUT Kongco Kwan Sing Tee Koen di Klenteng Kwan Sing Bio-Tuban. Malam harinya, dia langsung sesak nafas dan dilarikan ke RSUD Dr R Koesma-Tuban.
Menurut bibi korban, Ny Endang, Inge Rabu (12/8/2009) lalu, datang dari praktek lapangan pengobatan hewan piaraan di Pasuruan, Bondowoso dan Situbondo. Praktek selama 10 hari, merupakan kegiatan Fakultas Kedokteran Hewan Unair.
"Ia sempat sehari di rumah, setelah pulang dari praktikum," kata Ny Endang kepada detiksurabaya.com di rumah duka, Selasa (25/8/2009) sore.
Hari berikutnya Kamis (13/8/2009), dia bersama kedua orangtuanya dan kakaknya, Piping Ratnawulan, menonton pameran pembangunan saat HUT PT Semen Gresik di kompleks Perumahan Dinas PT Semen Gresik di Desa Bogorejo, Kecamatan Merakurak-Tuban.
Setelah itu badannya terserang demam. Bahkan hari Jumat (14/8/2009), demamnya tinggi diikuti sesak nafas. Keluarganya pun langsung dilarikan ke RSUD Dr R Koesma Tuban.
"Aneh, pihak rumah sakit Tuban tak bisa mendeteksi penyakit yang diderita keponakan saya itu. Padahal sudah seminggu dirawat inap," tambah paman korban di tempat sama.
Namun setelah dirawat selama 7 hari tak ada perubahan, tiba-tiba pihak RSUD Dr R Koesma Tuban memberi rujukan ke RSU Dr Soetomo. Mahasiswi semester 4 itu sempat mendapat perawatan selama 5 hari di RSU Dr Soetomo.
"Selama di Surabaya itu, ternyata bukannya sembuh. Tapi anak saya malah meninggal," kata Ny Ninik Sulistyawati di rumah duka. Ia sangat terpukul dengan meninggalnya Inge Natasya.
Ny Endang menambahkan, pihak keluarganya juga masih bertanya-tanya di mana tepatnya anaknya terkena virus. Keluarga pun meminta mencium wajah anaknya untuk terakhir kali meski sudah dilarang teman dan staf RSU dr Soetomo yang membawa jenazah.
"Saya sekeluarga hanya minta untuk mencium wajah anak kami untuk terakhir kali. Silakan siapapun bilang anak saya kena virus flu babi, tapi saya tidak mempercayainya," kata Edi Sucipto salah satu pejabat di Badan Pengawas Pemkab Tuban di hadapan pentakziyah di rumah duka, Jalan Goa Rejo III No 80, Tuban.
Setelah jenazah diturunkan dari ambulans dan dimasukkan ke rumah duka, langsung dibuka oleh Edi Sucipto. Di samping kain kafan, jenazah juga dibungkus plastik. Tampak wajah Inge Natasya membengkak, kapas yang menutup wajah tepat di bagian mulut dan hidungnya terdapat bercak darah.
Edi pertama mencium wajah jasad anaknya. Kemudian disusul Ny Ninik dan kakak korban Piping Ratnawulan yang masih duduk di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (Unibraw)-Malang.
"Lihat wajah anak saya dan bandingkan dengan foto di dinding itu. Ini bukan pengobatan tapi ini penyiksaan hingga anak saya yang cantik ini meninggal," kata Ny Ninik Sulistyawati sebelum menciumi wajah jasad anak keduanya itu.
Sementara pukul 16.00 WIB, jenazah Inge Natasya, dimakamkan di tempat pemakaman umum Goarejo. (fat/fat)