Panas tinggi mendadak yang diderita belasan siswa itu saat akan mengikuti pelajaran olah raga. Secara mendadak, satu persatu dari belasan siswa mengeluh kepala pusing, badan meriang dan batuk dengan disertai nyeri di tenggorokan.
"Saat itu juga gurunya memberitahu saya dan langsung saya laporkan ke petugas puskesmas yang secara kebetulan juga tidak jauh dari sekolah," kata Sutanto, Kepala Sekolah SDN Watulimo 2 saat ditemui wartawan di kantornya, Kamis (6/8/2009).
Saat ditanya riwayat ke-13 siswanya pernah berinteraksi dengan pasien suspect atau positif flu babi, Sutanto tidak dapat memastikan, karena pengawasan tidak dilakukan secara terus menerus.
"Ya kalau di rumah kami kan memang tidak mungkin melakukannya. Kami juga tidak tahu jika salah satu dari 13 siswa tersebut ada yang sebelumnya berinteraksi dengan pasien flu babi," ungkapnya.
Sementara dari hasil pemeriksaan, suhu badan anak SD itu bervariasi. Meski demikian semuanya melebihi kondisi normal pada manusia sehat yakni pada kisaran 37 hingga 38,8 derajat celcius.
"Makanya dalam melakukan perawatan kami tempatkan mereka di ruang observasi, sebagai langkah agar penyakit mereka tidak menular," kata dr Naima, petugas perawat di Puskesmas Watulimo.
Untuk sementara waktu, petugas kesehatan mengaku ke-13 siswa hanya mengalami saluran pernafasan (ispa) akut disertai radang tenggorokan. "Itu hasil pemeriksaan sementara, dan lebih pastinya kami akan membawa ke-13 siswa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih baik," papar Naima.
(fat/fat)