Di atas tempat tidur yang ditutupi selambu, Tumini terbaring dengan wajah ditutupi sapu tangan. Wajah wanita tua yang telah berlubang ini akan merasa panas jika sapu tangan itu dibuka.
Menurut Marto (65), suami Tumini, kanker ganas yang diderita istrinya mulai menyerang sejak 35 tahun lalu. Awalnya, ungkap dia hanya benjolan kecil di dekat kelopak mata. Namun lama kelamaan wajahnya berlubang sebesar tempurung kelapa hingga kedua mata serta pangkal hidungnya hilang.
Bahkan untuk makan pun, Tumini juga mengalami kesulitan karena bibir dan giginya juga sudah tidak ada.
"Riyen namung benjolan cilik. Rayatan kulo terus dibeto dateng Rumah Sakit Karangmenjangan Suroboyo waras. Tapi kedah sering kontrol kalian betah arto kathah, mboten saget maleh kontrol, ngatos wajahe bolong (Dulu hanya benjolan kecil. Istri saya sempat berobat ke Rumah Sakit Karangmenjangan (RS Dr Soetomo) Surabaya sembuh, namun karena harus sering kontrol, butuh uang hingga tidak melakukan kontrol lagi dan akhirnya mengganas hingga membuat wajah berlubang)," jelas Marto, saat ditemui detiksurabaya.com di rumahnya RT 8 RW 3, Senin (22/6/2009).
Untuk biaya pengobatan istrinya, Marto mengaku sudah menghabiskan uang puluhan juta, namun penyakit istrinya tetap saja tidak sembuh. Kini setiap seminggu sekali dirinya harus mengeluarkan uang Rp 35 ribu untuk membeli obat ke mantri puskesmas untuk menghilangkan rasa panas di wajah istrinya.
"Damel berobat ngatos nyade 3 sapi, sak niki sampun telas. Namung pasrah, mas (Untuk berobat sampai menjual 3 sapi. Sekarang sudah habis. Hanya bisa pasrah, mas," tambah Marto.
Marto, pria yang kesehariannya bekerja sebagai buruh tani menambahkan, untuk membeli obat dan biaya sehari-hari, dia terpaksa mengandalkan anaknya yang juga bekerja sebagai buruh tani.
Anda ingin membantu meringankan beban Ibu Tumini? Saatnya berbagi terhadap sesama. (bdh/bdh)