Saat operasi caesar tim medis mengaku istri Heri Purnomo itu mengalami pecah ketuban.
"Istri saya melahirkan bayi kembar, semua laki-laki. Tapi satu dari dua anak saya mati. Kata dokter terkena racun air ketuban," kenang Heri (37) saat menemani istri di rumahnya, Desa Druju RT 8/RW 4, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Malang, Jumat (19/6/2009).
Pascamelahirkan 5 hari yang menghabiskan Rp 8,9 juta, lanjut Heri, pasien dirujuk ke RSU Dr Saiful Anwar Malang karena kondisinya lemah dan terus memburuk. Namun sayang, tim medis memutuskan dirujuk di rumah sakit lain karena kondisinya makin buruk.
"Katanya kondisinya buruk dan racun telah mempengaruhi otak korban. Pihak RSSA menyarankan dibawa ke rumah sakit swasta karena peralatan medis sudah digunakan untuk pasien lain. Karena alat bantu pernafasan berupa ventilator telah terpakai semua," terang Heri yang sudah menikahi istrinya selama 3 tahun.
Namun karena tak ada biaya, istrinya pun dibawa pulang. Karena menginginkan istrinya sembuh, keluarganya pun membawa ke RS Soepraoen Malang. Tapi kembali istrinya dibawa pulang.
"Karena tidak ada biaya kami membawa pulang. Sampai kini kami belum tahu apa yang terjadi pada istri saya. Yang saya saat ini, istri saya tidak sadarkan diri," imbuhnya.
Heri hanya berharap kejelasan tentang penyebab yang dialami istrinya. Dari pantauan detiksurabaya.com Ernawati hanya mampu terbaring lemah di atas tempat tidur. Kedua matanya mengalami gangguan penglihatan teski terbuka Ernawati dan tak mampu mengetahui keberadaan orang di sekitarnya.
Secara terpisah Kepala Desa Druju Endang Suryaningsih ditemui di kantornya, mengatakan bersama suami korban pihaknya telah berulang kali minta penjelasan pihak RS Bela Kesehatan Bokor, Turen dengan meminta rekam medis. Namun, sampai saat ini belum juga ada tanggapa serius dari rumah sakit.
"Kami sudah minta rekam medis untuk tahu apa penyebabnya. Tapi tidak diberi oleh rumah sakit," katanya.
Sementara pihak RS. Bela Kesehatan Bokor Sendiri belum dapat memberikan keterangan mengenai kejadian menimpa Ernawati. "Masih ada rapat di jajaran pimpinan. Maaf ya mas direktur belum bisa ditemui," tutur salah seorang petugas keamanan kepada detiksurabaya.com saat akan bertemu dengan Direktur RS Bela Kesehatan Bokor, Turen, Malang. (fat/fat)











































