Selain itu, tidak lulusnya mereka dianggap sebagai konsekuensi dari upaya menempuh ujian dengan cara yang tidak fair. 334 murid itu rencananya akan mengulang Ujian Akhir Nasional (UAN) pada 8 Juni 2009 mendatang. Hasil scan Dinas Pendidikan (Dindik) Pusat ditemukan 4 lembar jawaban mata pelajaran milik SMAN 2 Ngawi yang hasilnya sama dan salah semua.
Setelah dilakukan penelusuran, diduga seluruh siswa mengerjakan isi soal berdasarkan kunci jawaban yang beredar via SMS gelap. Penentangan pelaksanaan ujian ulang itu membanjiri rubrik Panggone Padu yang ada di detiksurabaya.com, Selasa (2/6/2009) pukul 15.00 WIB. Dari 20 pendapat, hanya 1 pendapat yang mentoleransi ujian ulang.
Salah satu pembaca, Harfian menyatakan keberatan. Dia memandang ujian ulang adalah bentuk ketidakadilan karena kesalahan dari pihak siswa sendiri.
"Tidak adil namanya kalo diulang, itu kan kesalahan murid kenapa tdk mikir sendiri. Bagaimana dengan mental guru2nya, kok malah ngajari yg tidak baik. Saya inget ketika ada seminar ICT dari klub guru (seamolec) untuk guru2 di Kab. Ngawi, yang dateng luar biasa banyak. Tetapi kedatangan mereka bukan untuk mengetahui apa itu ICT, mereka dateng hanya butuh sertifikat, agar dalam sertifikasi guru bisa lolos karena mempunyai sertifikat yang akan menambah point mereka. Karena ini seminar nasional" demikian tulis Harfian.
Pendapat serupa juga disampaikan Aka Denomi. "Itu nanti apa ga menimbulkan kecemburuan dgn siswa lain bos.. Kalau cuma dasarnya kasihan, gimana dgn siswa2 lain di indonesia yg ga lulus, apa mereka harusnya juga bisa mendapatkan hak yg sama.... Terapkan aturan, jgn setengah2.. Tantangan di depan mereka jauh lebih besar bos, dibanding cuma sekedar lulus aja... Jadi biarkan untuk menghadapi tantangan, aku yakin mereka akan menjadi generasi yg tangguh".
Ronie, pembaca yang lain juga kecewa. "Mau enaknya sendiri, yang curang tapi tidak lulus malah dapat kesempatan untuk ujian ulang, bagaimana dengan yang jujur tapi tidak lulus, bukankah mereka yang sebenarnya lebih membutuhkan penyelamatan".
Yanto tak kalah kesalnya. "Kalau gara2 semua sekolah tidak lulus terus ada ujian ulang, sama saja bohong. tidak mendidik. apakah semua yang akhirnya tidak lulus ujian bisa ujian ulang??????? harus semua siswa di INDONESIA, kalau memang ada ujian ulang yg tidak lulus, dengan alasan apapun".
Sedangkan yang sependapat dengan digelarnya ujian ulang adalah DidikPW. "UN perlu dilaksanakan berulang-ulang. Minimal 2 kali dalam setahun. Kemarin masih satu kali, tinggal satu kali lagi. Diberi kesempatan kepada semua siswa yang belum puas untuk mengulang. Baik yang sudah lulus untuk memperbaiki nilai maupun yang belum lulus. Selanjutnya UN dilaksanakan tiap bulan oktober dan mei. Kalau belum lulus di bulan oktober bisa UN lagi pada bulan Meinya. Semakin sering UN semakin baik".
Bagaimana pendapat Anda, ayo diskusikan di Panggone Padu detik ini juga!!
(gik/gik)