Dari 24 orang, 17 diantaranya turun dan selamat setelah dievakuasi melalui jalur pendakian di Pos Bremi. Pos Bremi ini sempat dipertanyakan. Sebab lokasi pos yang masuk wilayah Kecamatan Krucil, Probolinggo itu sempat membuat bingung.
Pasalnya pendaki yang gemar 'berkunjung' ke Argopuro biasa menyebut Bremi. Namun setelah detiksurabaya.com bertandang ke balai desa setempat ternyata menyaksikan nama yang berbeda, Selasa (25/5/2009). Di balai desa terpampang jelas 'Bermi'.
"Memang ada yang salah ucap, itu sejak saya kecil. Warga di luar desa sudah biasa menyebut Bremi. Padahal nama desa sini aslinya Bermi," kata Yusuf (34), Kepala Desa Bermi saat ditemui di balai desa, Selasa (26/5/2009).
Bahkan kata Yusuf, ada dua SDN yang di wilayahnya yang juga salah nama ejaannya. Yaitu SDN Bremi 1 di Jalan Raya Dewi Rengganis dan SDN Bremi 2 di Jalan Bermi.
Sebutan Desa Bermi menjadi Bremi itu pun juga sudah mendunia. Hasil penelusuran di internet, sejumlah blog maupun website menulisnya dengan Bremi. Hasil searching di mesin pencari pun menjumpai dua penyebutan nama yang berbeda.
Bahkan di sebiah blog sempat terjadi perdebatan menyangkut kebenaran nama pos pendakian itu. Seperti yang diposting oleh Undix dalam blognya.
"Sebelum masuk ke penginapan, kami mendaftarkan diri di pos polisi Desa Krucil. Di tempat ini saya mulai curiga pada nama. Sebelumnya saya membaca tempat ini dinamakan 'Bremi', tetapi di pos polisi jelas-jelas disebut Bermi"
Masih menurut Undix, "Peta dan dokumen yang terlihat saya cek konsistensinya, dan semuanya menyebut daerah itu Bermi bukan Bremi. Apakah bakal ada paradoks kocak kedua, atau lagi-lagi ini gejala tabiat lidah tak bertulang? Berdasarkan cek-ricek, saya putuskan memakai nama Bermi bukan Bremi dalam laporan perjalanan ini." (wln/gik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini