Hasil penelitian yang dilakukan tim dari Pemkab Banyuwangi menyatakan butiran seperti emas itu adalah logam jenis pirit (FeS2). Secara fisik, pirit memang memiliki warna kuning keemasan dengan kilap logam.
Namun untuk memastikan hasil penelitiannya, Pemkab meminta ke Gubernur Soekarwo menurunkan tim ahli independen di bidang pertambangan.
"Agar tidak terkesan sepihak, kita butuh peneliti independen," jelas Kepala Bagian Humas Pemkab Banyuwangi, Arif Setyawan kepada wartawan di kantornya, Rabu (29/4/2009).
Tim itu nanti, kata dia, bertugas meneliti untuk memastikan ada atau tidaknya kandungan emas di kawasan Lembah Gunung Tumpang Pitu, Kampung 56 Dusun Ringinagung Desa/Kecamatan Pesanggaran.
Langkah itu kata dia untuk menepis anggapan masyarakat jika penelitian pemkab tersebut dilakukan sepihak. Nantinya, lanjut Arif, hasil penelitian tim independen itu nanti akan diumumkan secara terbuka. Dan warga tidak lagi melakukan penambangan liar di kawasan Sungai Gonggo dan sekitarnya.
Sedangkan di sisi lain, warga menyakini jika butiran berwarna keemasan yang ditemukan itu adalah emas murni. Seperti pendulang emas asal Kalimantan, Sulawesi, Nabire dan Bandung menyatakan sudah bertahun-tahun menekuni sebagai pendulang emas tradisional.
Karena pengalamannya itu, dia pun langsung ke Banyuwangi setelah mendengar penemuan butiran emas di Sungai Gonggo.
"Ini emas, bukan logam lainnya. Jika kami diberi izin sehari semalam saja menggunakan mesin sedot, dan sebuah mobil Toyota Innova baru bisa kami beli secara tunai dari hasil penjualan emas yang kita temukan," jelas salah satu pendulang emas asal Sulawesi Selatan, Adam kala ditemui detiksurabaya.com sebelum lokasi pendulangan ditutup aparat keamanan. (fat/gik)