Peristiwa itu bermula saat salah seorang siswa kelas III SD, yang juga menjadi korban, Juwita (8) membawa mie instant yang sudah matang ke sekolahnya.
Mie yang dibawa dalam bungkus plastik itu dibagikan ke teman-temannya sebanyak 7 orang saat jam istirahat. Namun beberapa menit kemudian, tubuh mereka lemas dan mengaku mual-mual. Karena khawatir dengan kondisi para siswa, akhirnya dibawa ke Puskesmas Peterongan.
Namun, para siswa itu akhirnya dirujuk ke RSUD Swadana Jombang, karena puskesmas tak mampu menampung para siswa.
"Setelah puskesmas tak bisa menampung, kita membawanya ke RSUD Swadan Jombang. Kondisi mereka saat ini di UGD untuk menjalani perawatan," kata wali kelas IIIA, Wakiran kepada wartawan saat di UGD Swadana.
Wakiran mengaku para siswa mual dan muntah sekitar pukul 10.15 WIB, saat jam istirahat sudah selesai. "Pada saat pelajaran matematika baru dimulai, mereka langsung muntah-muntah dan mual serta lemas," tambahnya.
Karena panik, mereka langsung dibawa ke RS dengan mobil sekolah. Salah satu korban, Sania (8) yang kini diinfus mengaku setelah makan mie goreng, perutnya mual dan muntah-muntah.
"Setelah makan mie, kepala saya pusing dan mual lalu muntah-muntah," jelas Sania yang didampingi ibunya, Sri Rahayu.
Sementara Sri Rahayu, orangtua Sania mengaku tidak tahu menahu tentang keracunan anaknya. Pihaknya hanya dihubungi sekolah agar segera mendatangi RS. "Saya mengharapkan anak saya segera sembuh dan tidak terjadi apa-apa," harap Sri Rahayu.
Salah satu tim dokter RSUD Swadana, dr Puji Umbaran bahwa para siswa didagnosa keracunan mie yang kadaluarsa. Dipastikan 2 siswa menjalani perawatan intensif dan 6 siswa lainnya diperbolehkan pulang.
"Kondisi 2 siswa itu masih lemas dan muntah, sehingga perlu perawatan lagi," tambah Puji.
Dari pantauan detiksurabaya.com, para siswa diinfus di ruang UGD dengan didampingi orangtuanya dan beberapa guru.
Sedangkan dari pengakuan orangtua Juwita, Suhariani mengaku jika dirinya memasak mie seperti pada umumnya. "Saya beli mie goreng itu tadi malam di tetangga sebelah. Karena paginya untuk sarapan anak saya. Saya tidak tahu kalau akhirnya jadi begini. Bahkan anak saya juga kena imbasnya," jelasnya.
(fat/fat)