Dungdung Sumenep Kuasai Pasar Eropa

Dungdung Sumenep Kuasai Pasar Eropa

- detikNews
Rabu, 25 Mar 2009 08:30 WIB
Sumenep - Pengrajin dungdung atau pot hiasan berukuran besar terbuat dari bongkol (akar) pohon siwalan boleh berbangga hati. Hasil produksinya ternyata mampu menguasai pasar Eropa.

Para pengrajin dungdung yang terpusat di Dusun Pakamban, Desa Andulang, Kecamatan Gapura, Sumenep, Madura itu setiap pekan mengirim sedikitnya 10 truk besar (Fuso) melalui seorang pengusaha di Bali.

Bila hanya sepintas melihat bentuk dungdung yang bunder dan ada yang kelihatan memanjang sepertinya kurang menarik. Selain masih terlihat mentah juga dikerjakan dengan cara tradisional.

Harga lokal di Sumenep hanya dipatok Rp 250 ribu per dungdung. Para pengrajin kembali menjual ke salah seorang pengusaha di Bali seharga Rp 350 ribu.

Bagi pengusaha di Bali, dungdung yang masih mentah tersebut kembali dihaluskan dan diberi cat. Bahkan, ada yang diukir sehingga kelihatan bertambah manis saat dipajang di berbagai tempat atau sudut rumah yakni mirip barang antik (Kuno).

Dengan proses penghalusan dan cat, maka dungdung yang awalnya tidak seberapa mahal, ternyata di pasar Eropa dijual hingga Rp 2,5 juta. Bahkan, pemasarannya juga dilakukan di Spanyol dan Australia.

Salah seorang pengrajin dungdung, Asnito (45) warga Dusun Pakamban, Desa Andulang, Kecamatan Gapura, Sumenep, mengatakan para pengrajin umumnya mengirim dungdung dalam keadaan mentah. Artinya, masih perlu penghalusan kembali oleh pengusaha di Bali.

"Kalau harga dundung di sini murah, tapi kalau sudah diproses kembali di Bali ya mahal, mas. Tapi, saya tetap senang memproduksi dungdung ini karena permintaan terus mengalir dan menguasai di pasar Eropa," kata Asnito kepada detiksurabaya.com di tempat kerjanya, Desa Andulang, Kecamatan Gapura, Sumenep, Rabu (25/3/2009).

Setiap harinya, Asnito mempekerjakan 40 orang. Mereka ada yang menebang pohon siwalan dan menggali akarnya. Sebagian, ada yang mengupas dan memberi lubang di tengahnya agar sedikit kelihatan halus. Alat yang digunakan juga sederhana dan sangat tradisional yakni .

(fat/fat)
Berita Terkait