Air bah dari Bengawan Solo langsung menerjang permukiman penduduk dan persawahan di Desa Tegalsari dengan ketinggian air berkisar 1 meter hingga 2 meter. Sebelumnya, tanggul ini pada tanggal 4 Februari 2009 telah ambles sedalam 70 Cm
sepanjang 35 meter, tapi sudah ditutup warga dengan gotong royong
Hingga pukul 07.46 WIB, air sudah meluber hingga masuk ke wilayah Desa Kedungharjo, Banjar, Mlangi, Simorejo dan Tegalrejo. Kondisi ini tak jauh berbeda dengan banjir Widang akibat jebolnya tanggul di Dusun Brau, Desa Tegalrejo, Widang, pada awal Januari 2008 lalu. Kala itu, air bengawan yang menerjang, menguasai 12 dari 16 desa di wilayah Kecamatan Widang.
Informasi yang dihimpun detiksurabaya.com dari warga Tegalsari menyebutkan, sebelum jebol tanggul telah dijaga ratusan warga setempat. Bahkan sepanjang tanggul telah ditumpuki empat sak dan karung isi pasir.
"Airnya sangat deras, tumpukan sak yang dibuat warga tak mampu lagi menahan arus sehingga tanggul ini jebol," kata Sutikno (36), warga Tegalsari, Kecamatan Widang, Tuban saat dihubungi detiksurabaya.com.
Semula sudah sekitar lima hari warga Tegalsari dengan dibantu puluhan warga dari desa sekitar menjaga tanggul siang malam. Mereka menutup air yang akan meluber dari tanggul dengan sak isi pasir. Bahkan tumpukannya sudah mencapai 4 sak, namun masih saja tak mampu menghalau amuk air.
Di saat warga kelelahan berjaga 24 jam sepanjang lima hari, tiba-tiba badan tanggul yang pada awal Februari sebelumnya sudah ambles bocor. Aksi menutup dengan karung isi pasir tak mampu menghalau air, hingga akhirnya tanggul jebol.
Kades Tegalsari, Sriyadi, pun akhirnya meminta warganya untuk tetap tenang. Ia meminta warga segera mengungsi, karena arus air demikian deras dan sudah mulai meluber kemana-mana. (bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini