Tiga titik longsor itu yakni di 4 KM sebelum puncak, berupa amblasnya separo badan jalan dengan panjang longsoran mencapai 15 meter dan 2 titik longsor lainnya berada 2 Km sebelum puncak. Berupa reruntuhan material tanah bercampur batu berasal dari tebing cadas. Ketiga titik longsor tersebut, berada di Dusun Margomulyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar.
"Kalau yang aspal amblas kejadiannya dinihari tadi, sedangkan yang longsoran dari tebing sejak 2 hari yang lalu," kata Lukman (36), salah satu petugas parkir di Objek Wisata Gunung Kelud saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Sabtu (28/2/2009).
Terjadinya longsor sekitar pukul 03.00 WIB dini hari itu diakui Lukman akibat curah hujan yang meningkat dalam satu minggu terakhir. "Yang paling deras kan tanggal 23 kemarin. Perkiraan saya ya karena tanahnya memang labil, jadi begitu terkena hujan deras jadi longsor," ujarnya.
"Sampeyan tadi juga sudah lihat, separo jalan yang belum longsor kami beri pengaman kayu. Ini kami lakukan juga demi keselamatan pengguna jalan, jadi harap dimaklumi," paparnya.
Secara terpisah Kepala Pos Pengamantan Gunung Kelud di Desa Sugihwaras, Khoirul Huda saat dikonfirmasi terjadinya longsor mengaku kejadian tersebut tak ada kaitannya dengan peningkatan aktivitas Gunung Kelud.
"Memang namanya gunung itu kan tanahnya terdiri dari bebatuan yang labil, jadi wajar kalau terkea hujan deras terus terjadi longsor," kata Khoirul di tempat kerjanya.
Dia memastikan, longsor itu tidak terjadi lantaran adanya peningkatan aktivitas. Melainkan hanya karena faktor curah hujan yang meningkat. "Sampai saat ini status Gunung Kelud tetap waspada atau level II. Jadi tolong jangan sampai salah tafsir mengenai tanah longsor ini. Dan sekali lagi saya tegaskan kejadian ini tidak ada sangkut pautnya dengan peningkatan aktivitas," tegas Khoirul. (fat/fat)











































