Bocah SD kelas VI di SDN Gunungsari IV itu minggat dari rumahnya sejak tiga hari lalu, Minggu (1/2/2009) itu seakan sumringah saat bertemu dengan pria yang tinggal di Jalan Pulosari Gg III i No 50 Surabaya pukul 13.00 WIB.
Dengan cubitan sayang, Roni dinasehati agar pamitan lagi saat pergi dari rumah. "Pamit to nduk kalau pergi," jelas Abror sambil memandang anaknya.
Nasehat itu pun disambut dengan anggukan kepala oleh anak pertama dari dua bersaudara tersebut. Sementara dihadapan petugas Polres Lumajang, Abror mengaku perilaku anaknya yang suka minggat dilakukan sejak dikhitan usia 10 tahun. Sejak itu anaknya sudah pergi ke Jogyakarta, Jakarta, Bali dan Sumatera.
"Pertama kali dia minggat dari rumah ke Tulungagung, ke rumah saudaranya," kata Abror yang sehari-harinya bekerja sebagai penambal ban di rumahnya kepada detiksurabaya.com di Mapolres.
Karena perilaku anaknya yang nyeleneh, dirinya pun pernah berkonsultasi ke paranormal. Dari paranormal itu, suami dari Tini itu diosarankan bersabar karena rasa ingin tahu anaknya.
"Paranomal bilang ke saya, Roni tidak akan hilang pasti kembali," kenangnya.
Menurut Abror, anaknya tergolong pintar bahkan sering juara kelas di sekolahnya, SDN 4 Gunungsari. Namun saat ujian akhir sekolah, dia kabur dari rumah hingga tidak lulus. "Anak saya tidak lulus, karena minggat dari rumah saat itu," jelasnya.
Keberadaan anaknya yang di Lumajang diketahui saat dihubungi Polsek Candipuro. Bahkan dari pengakuan petugas, dirinya mengetahui jika anaknya pergi untuk melihat Gunung Semeru.
Sementara dari pengakuan Roni, dirinya senang bermain dan berkunjung ke tempat wisata karena sering menonton TV dan baca koran. Rasa penasaran itulah yang membuat dia berani meninggalkan rumah dan sekolah.
"Saya ingin tahu tempat-tempat itu karena indah dan bagus pak," Kata Roni saat ditanya petugas kepolisian.
Namun dia berjanji tidak akan minggat lagi dari rumah karena kasihan dengan ibunya yang selalu memikirkannya. "Aku tidak ingin minggat lagi kasihan ibu," tutur Roni sambil tertunduk. (fat/fat)