Salah satu peserta ruwatan, Hendy (23) menjelaskan dirinya setiap tahun rutin mengikuti acara tersebut. Bersama seluruh anggota keluarganya, Hendy berharap di tahun 2009 ini diri dan keluarganya selalu mendapat berkah dan selalu dijauhkan dari kesialan.
"Senang juga tiap tahun saya ikut acara ini, yang saya yakni bisa menghilangkan kesialan," jelas Hendy kepada detiksurabaya.com di lokasi, Minggu (25/1/2009).
Ketua Panitia Ruwatan Massal, Supriyanto mengaku ada beberapa kriteria bagi seserang yang menurut kepercayaan Jawa harus diruwat. Diantaranya adalah satu anak atau yang biasa disebut ontang-anting atau unting-unting, dua anak laki-laki dan perempuan atau yang disebut kedono kedini, dua anak laki-laki semua yang disebut uger-uger lawang dan dua anak perempuan yang disebut kembang sepasang.
Dia menambahkan, sebelum dilakukan ruwatan beberapa hari sebelumnya panitia telah melakukan berbagai kegiatan ritual. Diantaranya pengambilan air pada 7 lokasi mata air. Seperti Sendang Drajat di Gunung Lawu, Pancuran Lanang di atas air terjun Sedudo Nganjuk, Sendang Sumber Naga di Jogorogo, Ngawi dan Laut Selatan, Pacitan. Selain itu panitia juga melakukan berbagai lelaku diantaranya puasa dan mencegah tidur.
Dalam ritual ini panitia juga menyiapkan sesajen yang jumlah itemnya tidak kurang dari 60 jenis. Item itu terdiri dari dari benda atau barang, baik dalam bentuk makanan, buah-buahan, hewan, peralatan rumah tangga, peralatan dapur dan semua hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia.
Sesajen sendiri terdiri dari tumpeng 9 jenis, jenang tujuh warna, tujuh jenis rujak, ayam satu pasang, tujuh jenis buah-buahan, makanan kecil tujuh jenis, peralatan dapur, alat pertanian dan berbagai jenis burung.
Ruwatan tersebut juga menampilkan dalang pewayangan yang bertugas selaku peruwat. Melalui pujian dan doanya, sang dalang menghantarkan permohonan pihak panandang sukerto kepada Sang Maha Pencipta. Selain itu sang dalang juga memberi petuah atau wejangan yang membimbing para sukerto ke hal keutamaan lewat cerita Murwokolo.
Wejangan yang disampaikan antara lain tentang asal usul manusia hidup, keselarasan hidup dalam hubunganya dengan Sang Maha Pencipta, dengan sesama manusia, dengan alam, sesama makhluk lain termasuk hewan, tumbuh-tumbuhan dan makhluk lain yang diakui keberadaanya.
Di akhir prosesi ruwatan, ratusan peserta ruwatan dipotong rambunya oleh sang dalang yang diteruskan dengan memperebutkan sesajen yang disediakan dengan harapan dapat mendapatkan rejeki yang melimpah. (fat/fat)











































