Pagi itu, tampak seorang pemuda terlihat sibuk berendam di Sendang Parang Ireng. Dengan bertelanjang dada, pria yang diketahui bernama Eko Prastyo (27), tersebut terlihat sesekali menyelam untuk beberapa saat. Dan muncul di permukaan air yang terlihat penuh dengan daun, ranting dan dahan kayu kering berasal dari rimbunnya pepohonan di sekitarnya.
Salah seorang dari ratusan pengunjung Sendang Parang Ireng, Eko yakin akan kemujaraban mata air yang sejatinya berupa hilir dari aliran sungai yang ada di tengah hutan belantara TNAP. Dengan berendam, keinginan yang selama ini diharapakan akan segera terkabul.
"Saya berendam sejak pagi tadi, ini saya lakukan untuk persiapan menjelang Pemilihan Legislatif (Pileg) mendatang. Mudah-mudahan saya terpilih jadi anggota DPRD Banyuwangi," harap caleg dari Partai Gerindra asal Dusun Sambimulyo Desa Sambirejo Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi saat ditemui di lokasi, Rabu (7/1/2009).
Sebelum berendam atau mandi, para pengunjung terlebih dahulu harus menemui Daniel Tambunan (70), juru kuncinya. Kakek yang akrab dipanggil Mbah Ndan ini akan memberi petuah sebelum ritual mandi dilakukan.
Misalnya, lama tidaknya ritual yang akan dilakukan pengunjung. Biasanya, hal itu tergantung dari keinginan dari yang bersangkutan. Jika semakin tinggi hasratnya, maka dipastikan akan lebih lama berendam di dalam sendang.
"Biasanya jika orang itu saya ketahui kerap berbuat maksiat, maka saya suruh berendam dari pagi hingga sore,bahkan malam," tutur tokoh spiritual asal Desa Tembokrejo Kecamatan Muncar kepada detiksurabaya.com, tanpa menyebut bagaimana mengetahui kepribadian dari tiap pengunjung yang menemuinya di gubuk kecil tak jauh dari Sendang Parang Ireng.
Mbah Ndan mengungkapkan, terkabul tidaknya keinginan urusan Yang Maha Kuasa. Manusia hanya berusaha, salah satunya melalui Sendang Parang Ireng yang di sisi selatannya berbatasan langsung dengan laut selatan.
Uniknya Sendang Parang Ireng, meski air laut kerap masuk ke dalam. Namun tidak membuat air di sendang menjadi asin karenanya. (fat/fat)