Eko Budianto, Humas PT KA Daops VII Madiun kepada wartawan di Stasiun Besar Kota Madiun, Sabtu (3/1/2009) mengatakan, anjloknya kreta saat ini masih dalam penyelidikan oleh tim pemeriksa KA. Dan dipastikan bukan karena kondisi bantalan rel. Karena menurutnya bantalan rel tersudah standar internasional R 54, dengan rincian tiap 1 meter rel dengan berat 4 Kg.
"Yang jelas penyebabnya masih kita selidiki, dan yang pasti bukan karena bantalan rel. Kondisi bantalan sudah standart internasional," jelas eko.
Eko menambahkan bahwa akibat anjloknya KA BBM di Nganjuk mengakibatkan beberapa jadwal kereta mengalami keterlambatan 2 - 3 jam. KA Logawa yang seharusnya tiba di Madiun pukul 13.45 WIB, baru tiba di Stasiun Madiun pukul 17 30 WIB, dan untuk KA Brantas yang seharusnya pukul 15.00 WIB baru akan datang pukul 18.30 WIB.
Sementara itu, dari pantauan detiksurabaya.com, ribuan penumpang yang terlantar di Stasiun Madiun sedikit terkurangi seiring datangnya KA Logawa jurusan Madiun - Purwokerto.
Seperti diberitakan sebelumnya, satu gerbong dalam rangkaian kereta tangki BBM milik pertamina, dengan nomor loko CC 20120 mengalami anjlok di jalur rel KM 122, di Desa Kerep Kidul, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk.
Sebelum akhirnya dapat dievakuasi, satu gerbong tersebut sempat terseret sejauh 1 KM. Meski demikian gerbong tersebut tak sampai terbakar, karena dalam keadaan kosong, dan baru akan melakukan pengambilan BBM jenis solar ke Surabaya. (bdh/bdh)