Hampir setiap hari, ruangan Goa Istana yang berada di area Taman Nasional Alas Purwo, Kecamatan Tegaldelimo, Banyuwangi ini dipenuhi asap dupa yang dibakar para pertapa untuk melengkapi ritualnya.
Untuk menjangkau Goa Istana, pengunjung harus menempuh medan berat, sepanjang 2 Km arah Utara dari Pos Pancur, Pos ke dua setelah pintu gerbang utama kawasan Taman Nasional Alas Purwo. Terlebih dimusim hujan seperti sekarang, medan cukup sulit.
Bagi pengunjung yang pernah ke Gua Istana, kepulan asap dupa tebal yang memenuhi lorong utama Gua bukanlah pemandangan yang aneh dan menyeramkan lagi.
Sejak ditemukan puluhan tahun silam oleh pengelola Taman Nasional Alas Purwo, gua ini diyakini sebagai tempat sakral dan lokasi terakhir bagi seseorang yang ingin mengasah dan melengkapi 'ilmu' yang mereka dapatkan selama lelaku.
Di dalam gua ini yang melakukan lelaku bisa mencapai belasan orang. Seperti yang dilakukan Priono(35), salah seorang dari sekian penghuni Gua Istana.
Pemuda asal Kota Blitar ini melakukan lelaku sudah empat pekan lalu, bermunajad di salah satu pojok lorong Gua Istana. Tanpa penerangan apapun kecuali nyala bara dari dupa yang dibakarnya.
Rencananya, laki-laki berambut gondrong itu akan menghuni Gua Istana hingga mendapat 'wisik' seperti yang diharapkannya. Priono mengaku, untuk kebutuhan makan selama lelaku diambilnya dari hutan bambu yang banyak tumbuh di sekitar gua.
"Rebung bambu yang saya makan mas, itu juga tidak sembarang rebung. Mentah pun saya makan," terangnya tanpa menyebut jenis rebung yang dimaksud saat ditemui di dalam lorong utama Gua Istana, Jumat (2/1/2008).
Lain lagi dengan Uztad Syaifuddin (60). Tokoh agama asal Dusun Krajan Desa Pesanggaran Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi ini datang ke Gua Istana bersama puluhan santrinya. Kedatangannya bukan untuk lelaku, melainkan berwisata religi.
"Di sini banyak gua sakral bekas tempat para ulama sufi kuno bermunajad, salah satunya Gua Istana. Jadi tidak ada salahnya saya menggelar Istighosah di gua karya agung Ilahi ini," tutur Saifudin sambil mempersilahkan santri-santrinya duduk untuk segera masuk ke dalam gua.
(gik/gik)