Musim Hujan, Pedagang Siwalan Kelimpungan

Musim Hujan, Pedagang Siwalan Kelimpungan

- detikNews
Rabu, 10 Des 2008 08:12 WIB
Tuban - Musim hujan di Kabupaten Tuban menjadikan pedagang tuwak kelimpungan. Pasalnya produksi minuman dari deresan tangkai bunga siwalan menurun produksinya.

Jika musim kemarau dalam sehari semalam satu pohon siwalan mampu menghasilkan tuwak sedikitnya 10 liter, kini rata-rata hanya mampu memproduksi 2 liter. Rasa dan aromanya pun tidak senikmat produk musim kemarau.

Kini warga pemilik pohon siwalan lebih memilih memanen buah siwalan atau ental dari pada memproduk tuwak atau legen. Harganya pun kini mulai menggembirakan.

Pantauan detiksurabaya.com sejumlah sentra tuwak dan siwalan menyebut, petani pemilik pohon siwalan mampu menjual buah siwalan Rp 3.500-Rp 4.000 per buah isi 4 biji daging buah. Sedangkan untuk siwalan yang sudah dikupas yang dikemas dalam plastik isi 5 daging siwalan, mereka menjual Rp 7.500 per bungkus.

"Sebenarnya lebih untung dibuat tuwak dari pada dijual buah siwalan, karena lebih menguntungkan," kata Sumali (36), salah satu pemilik pohon siwalan di sentra tuwak, Desa Tasikmadu, Kecamatan Palang, Tuban kepada detiksurabaya.com di lokasi, Rabu (10/12/2008).

Hal senada diungkapkan, Abdul Gopar (34), petani pemilik pohon siwalan Desa Kowang, Kecamatan Semanding, Tuban. Musim hujan kali ini cepat menurunkan produksi tuwak. Sehingga petani memilih menjual buah siwalan.

"Kalau sekarang ada tuwak dijual di pingir-pinggir jalan biasanya rasanya maupun aromanya tidak wangi. Ini karena pengaruh musim hujan," katanya.

Sementara para penderes tuwak menyatakan, jika musim hujan seperti ini biasanya tuwak maupun legen, diberi campuran air dan tambahan bahan-bahan kimia maupun daun-daunan. Ini untuk menjaga agar tuwak masih tetap tersedia di tengah musim penghujan.

Menurut Suhartono (31), penggemar tuwak asal Jalan Basuki Rahmad, Kelurahan Doromukti, Kecamatan Kota, Tuban, sudah biasa jika musim hujan tuwak mengalami patiwolo (sulit ke luar). Namun, karena sudah terbiasa minum tuwak, meskipun rasa dan aromanya tidak enak tetap saja dikonsumsi penggemarnya.

Sejumlah pemilik kios tuwak, legen dan buah siwalan di sepanjang jalan Tuban-Surabaya yang ditemui menyatakan, di samping menjual buah siwalan eceran dalam bentuk kemasan plastik isi 5 biji, para pedagang mengirim buah utuh ke sejumlah kota besar. Bahkan wilayah edarnya sampai Surabaya hingga ke wilayah Jabotabek.

"Kemarin saya kirim ke Bekasi dan Jakarta, karena di sana buah siwalan laris," kata Malikun (39), salah satu pedagang siwalan di kawasan tepi jalan Tuban-Surabaya di Desa Tunah, Kecamatan Semanding saat ditemui terpisah. (fat/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.