Goa Selomangleng Penguji Kelanggengan Hubungan Asmara

Goa Selomangleng Penguji Kelanggengan Hubungan Asmara

- detikNews
Senin, 08 Des 2008 13:18 WIB
Kediri - Bagi pasangan muda-mudi yang masih ragu dengan kesetiaan pasangannya, layak mendatangi Goa Selomangleng. Goa itu tepat berada di lereng Gunung Klotok Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Lokasi tersebut oleh sebagian orang dipercaya sebagai penguji kelanggengan hubungan asmara.

"Saya dulu sudah pernah membuktikan dan ternyata benar. Dua kali saya pacaran dan semuanya saya ajak ke sana. Dua-duanya juga harus berakhir dengan kata putus," kata salah satu warga Kota Kediri, Bayu Candra (27) kepada detiksurabaya.com di sela-sela liburannya di lokasi Goa Selomanleng, Senin (8/12/2008).

Bayu yang saat ini telah berkeluarga dan dikaruniai seorang putra mengaku untuk kekasih terakhir yang saat ini menjadi istrinya, tak sekalipun diajaknya ke Goa Selomanleng.

Hal senada juga dikatakan oleh Lasimin (56), warga yang tinggal di sekitar Goa Selomanleng. Lelaki tua yang berprofesi sebagai petani tersebut mengaku, tidak ada yang tahu asal-usul Goa Selomanleng dipercaya sebagai lokasi penguji kelanggengan hubungan asmara.

"Nggih mboten ngertos pripun awale rumiyen. Tapi meniko sampun dados kepercayaan warga mriki, menawi tasek pacaran mendingan mboten usah dijak dolan dateng guo. (Ya tidak tahu bagaimana awalnya. Tapi ini sudah menjadi kepercayaan warga, kalau masih pacaran jangan diajak bermain ke gua)," ujar Lasimin.

Lasimin juga menuturkan, jauh sejak sebelum direnovasi tahun 1991 silam, Goa Selomanleng memang dikenal sedikit angker. Lokasinya di lereng gunung, serta bentuknya yang unik dengan tampilan sejumlah relief halus di dalamnya, menjadikan Goa Selomanleng memang mengerikan.

Informasi yang berhasil digali detiksurabaya.com dari keterangan sejumlah warga menyebutkan, salah satu relief yang paling menonjol di dalam goa adalah penampakan Dewi Kilisuci, putri dari Raja Kediri, Djojoamiluhur.

Putri raja yang dalam sejarah dikenal memiliki wajah sangat cantik tersebut, memutuskan bertapa di dalam Goa Selomanleng hingga akhir hayatnya. Itu sebagai upaya menyelamatkan warga Kediri dari amukan Djotosuro, seorang pangeran buruk rupa dari Banyuwangi, yang murka karena gagal mempersuntingnya.

"Menawi nggih goro-goro lampahan topo meniko ingkang dadosaken guo meniko dados angker, khsusipun tiyang ingkang pacaran. (Kira-kira karena aksi bertapa ini yang menjadikan gua ini jadi angker, khususnya bagi orang yang masih pacaran)," ujar Lasimin.

Secara terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Kediri, Isnaini membantah adanya mitos tersebut. Menurutnya hal tersebut hanya kepercayaan segelintir orang, yang mungkin telah merasakan efek dari kepercayaan tersebut.

"Banyak orang lain yang datang dengan pasangannya dan ternyata mereka masih tetap langgeng," ujar Isnaini saat dikonfirmasi detiksurabaya.com melalui telepon selulernya.

Meski demikian, dia menganggap Goa Selomanleng memiliki ciri khas tersendiri apabila dibandingkan dengan gos lain di Jawa Timur.

"Saya sendiri juga sering mendengar kepercayaan itu dan semoga hal itu akan mendongkrak kunjungan wisata ke Goa Selomanleng," katanya. (fat/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.