12 kecamatan yang rawan banjir dan tanah longsor itu yakni Kecamatan Pronojiwo, Tempursari, Candipuro, Pasirian, Tempeh, Pasru Jambe, Ranuyoso, Jatiroto, Rowokangkung, Yosowilangun, Senduro, Randuagung.
"Memasuki musim hujan ini di 12 kecamatan tersebut rawan longsor dan banjir. Apalagi hutan di Lumajang saat ini mulai berkurang karena pembalakan liar yang dilakukan warga," ujar Ketua Harian Satlak PB Pemkab Lumajang Wisu Wasono Adi kepada detiksurabaya.com saat dihubungi, Sabtu (8/11/2008).
Wisu mengatakan, dari 12 kecamatan yang paling rawan longsor dan banjir bandang di Kecamatan Pronojiwo dan Tempusari. "Sedangkan daerah rawan banjir genangan di Kecamatan Rowokangkung dan Yosowilangun," katanya.
Menurutnya, terjadinya longsor, disebabkan hujan yang terjadi terus menerus selama 4-5 jam. Akibatnya tanah yang tidak ada pepohonan mudah sekali dibawa air. "Kemarin saja sudah 2 kali terjadi longsor, namunyang paling parah di tahun ini," tuturnya.
Sebelumnya hujan mengguyur wilayah Lumajang Selatan selama kurang lebih 10 jam, Kamis (6/11/2008) mengakibatkan tanah longsor. Akibatnya jalur Kecamatan Pronojiwo menuju ke Kecamatan Tempursari terputus. Tanah longsor yang terjadi di Desa Taman Ayu Kecamatan Pronojiwo dan Desa Kali Uling Kecamatan Tempursari kondisinya paling parah. Tanah longsor sepanjang 25 meter dengan ketebalan 2 meter ini mengakibatkan jalan tertutup.
Selain itu, terjangan bajir di sungai Glidik di Kecamatan Candipuro, telah memakan korban, Boirin (53) warag desa/kecamatan Candipuro pada Kamis (6/11/2008) kemarin. Korban yang sedang berteduh di bawah gubuk di pinggir sungai saat hujan, tiba-tiba diterjang banjir kiriman dari Pasru Jambe.
"Korban ditemukan 100 meter dari gubuknya dan telah dimakamkan oleh keluarganya," jelas Wisu. (roi/fat)