Bahkan salah satu pemilik warung di Desa Tenggulun yang wanti-wanti agar namanya tidak disebutkan, kepada detiksurabaya.com, Selasa (4/11/2008) juga mengaku enggan ikut doa tersebut.
"Masio doa e apik, aku emoh melok (Meski doa-nya bagus, saya tidak mau ikut," jelasnya dengan tersenyum.
Sementara, beberapa warga Tenggulun lainnya saat ditemui detiksurabaya.com mengaku belum diberitahu untuk melakukan doa Qunut Nazilah. Namun sebagian warga mengaku enggan dengan imbauan kalangan ponpes tersebut.
Seperti pengakuan dua orang ibu yang enggan disebut namanya. Ibu yang jarak rumahnya sekitar 10 meter dari rumah ponpes itu menganggap himbauan itu tidak penting bagi dirinya.
"Doa itu ndak penting, dengar saja bikin saya merinding," tegas wanita yang memiliki tinggi badan 165 cm.
Sebelumnya, Pondok Pesantren Al Islam mengimbau kepada warga Desa Tenggulun, Solokuro, Lamongan menggelar doa Qunut Nazilah. Doa ini dimaksud agar mereka dijauhkan dari musuh kaum muslim.
Imbauan itu dilakukan pengurus ponpes dan Ansharut Tauhid, Solo saat menggelar jumpa pers dengan wartawan. (bdh/bdh)