Dari pantauan detiksurabaya.com, Sabtu (25/10/2008) nyaris semua nelayan memilih tak melaut. Pasalnya, khawatir dengan perubahan alam yang juga baru pertama kali terjadi di lingkungannya.
Selain itu bau anyir masih terus terjadi meski ikan-ikan mati baik yang kecil dan besar agak berkurang dibanding kemarin. Meski warna merah air laut sempat hilang menjelang sore hari kemarin. Para nelayan mengaku hingga kini belum mengetahui penyebabnya.
"Airnya tetap merah, tapi ikan yang mati lebih sedikit dibanding kemarin," keluh salah seorang nelayan di Pesisir Grajagan kepada detiksurabaya.com di lokasi.
Dia mengaku, ikan-ikan besar di tengah laut mengambang dan beberapa menit kemudian terdampar di pantai dalam kondisi sudah mati.
"Ikan pari saja sudah mati Mas di tengah laut sana," tutur salah satu nelayan lain, Gito sembari menunjuk ke arah laut.
Meski belum mengetahui penyebabnya, Nalayan Pancer di Pantai Grajagan menduga ini pengaruh limbah aktivitas pengeboran tambang emas tumpang pitu yang tak jauh dari teluk Pancer.
"Kalau terus-terusan begini, mungkin Tambang Emas Tumpang Pitu sudah beroperasi," cetus nelayan itu lagi menyakinkan.
Perubahan warna air laut Grajagan dan Pancer yang menyebabkan kekhawatiran nelayan itu mengundang perhatian anggota DPR RI untuk meninjau langsung ke lokasi. Rombongan dari Jakarta tersebut dikabarkan akan datang pada, Minggu (26/10/2008).
"Besok pukul 13.00 WIB rencananya rombongan DPR RI datang ke sini," jelas tokoh Nelayan Pancer, Budi. (fat/fat)