Bila sebelumnya lokasi tawuran di Perempatan Desa Mojogebang, tepatnya di depan sebuah warung. Namun karena dipenuhi ratusan warga, lokasi dipindah ke Perempatan Desa Tanjungan, Kecamatan Kemlagi.
"Situasinya tidak memungkinkan, karena begitu banyak warga yang mau menyaksikan sehingga dipindah," kata Kasatreskrim AKP Kusworo Wibowo di Desa Tanjungan sembari menolak menjelaskan keabsahan pemindahan lokasi rekonstruksi itu.
Dalam rekonstruksi itu terungkap jika 6 pemuda asal Desa Pandan Krajan, Kecamatan Kemlagi, terlibat tawuran dengan 5 pemuda asal Desa Mojo Watesrejo. Tawuran itu dipicu perkelahian Usman Ali dengan Ahmad Saifudin, dari kedua desa berbeda tadi.
Saifuddin alias Bokir, lalu mengadu jika berkelahi dengan Usman ke pemuda desa lainnya. Di pinggir waduk Desa Pandan Krajan, 6 pemuda itu lalu merencanakan menyerang Usman Ali atau pemuda lain yang bersama Usman.
Tawuran di hari lebaran itu menewaskan Usman Ali (23), karena disabet sebilah pedang di leher bagian belakang oleh Mahmud alias Citum (25), yang masih buron. Saat rekonstruksi, Mahmud diperankan seorang polisi.
Setelah itu ke-6 pemuda Desa Pandan Krajan kabur. Sementara Usman Ali tewas saat hendak dibawa ke RSUD Ahmad Basuni oleh teman-temannya. Lima dari 6 tersangka ditangkap di tempat berbeda, diantaranya di Rembang dan Blora, Jawa Tengah.
Sebelumnya, seorang pemuda bernama Usman Ali (20), tewas setelah tersabet sebilah pedang saat terjadi tawuran sekelompok pemuda desa dengan desa lain, Rabu 1 Oktober petang. Usman tewas dengan luka menganga sekitar 15 cm di leher bagian belakang. (fat/fat)