Pemudik Wajib Waspadai Situbondo

Pemudik Wajib Waspadai Situbondo

- detikNews
Minggu, 21 Sep 2008 13:15 WIB
Situbondo - Situbondo merupakan kabupaten di Jatim yang memiliki ruas jalan raya Pantura terpanjang, yakni sekitar 120 kilometer, memanjang dari perbatasan Probolinggo -di sebelah barat - hingga Kabupaten Banyuwangi-di sebelah timur.

Banyak titik rawan yang harus diwaspadai di sepanjang jalur yang kerap disebut dengan Red Area atau jalur merah di kawasan tersebut.

Menjelang arus mudik Lebaran maupun arus balik, perlu diwaspadai sejumlah titik rawan, khususnya bagi mereka yang baru mengenal kawasan ini. Di sepanjang jalur ini pula angka kecelakaan yang menewaskan korban sangat tinggi. Kerawanan jalur ini meliputi kawasan rawan kecelakaan lalu-lintas, rawan banjir dan longsor, rawan kemacetan karena adanya pasar tumpah, rawan pelanggaran lalu-lintas.

Banyaknya kawasan rawan di jalur pantura di Kabupaten Situbondo ini, Kapolres Situbondo, AKBP Rudy Kristantyo mengimbau agar para pengguna jalan lebih hati-hati dan waspada, khususnya saat mudik maupun ketika balik.

"Jika pengendara capek atau kelelahan, lebih baik berhenti sejenak untuk beristirahat. Jangan memaksakan diri, karena bisa fatal akibatnya. Banyak pos-pos peristirahatan yang kita siapkan agar pemudik bisa santai sejenak," kata Kapolres, Minggu (21/9/2008).

Rawan Kecelakaan

Diawali dari kawasan barat Situbondo, titik rawan yang sering menimbulkan kecelakaan lalu lintas adalah di Jalan Raya Dusun Rawan Kecamatan Besuki (KM SBY 155,8). Di kawasan ini jalur jalan sempit dan bergelombang. Selain itu banyak persimpangan jalan karena merupakan kawasan perkampungan. Di kawasan ini pula banyak ditemui jalan rusak berlobang akibat genangan air saat musim hujan.

Jalur rawan laka lantas berikutnya adalah di Jalan Raya Desa Selomukti Kecamatan Mlandingan (KM SBY 163,900). Di titik ini terdapat jalur jalan menikung dekat jembatan dan kendaraan cenderung melaju dalam kecepatan tinggi. Berikutnya adalah Jalan Raya Desa Pasir Putih Kecamatan Bungatan (KM SBY 168,8). Di kawasan ini jalur jalan sempit banyak tikungan dan rusak, jalur terdapat di sisi bibir pantai dan kendaraan cenderung melaju dengan kecepatan tinggi. Kondisi serupa juga ditemukan di lokasi yang sama namun terdapat di KM SBY 176.

Selanjutnya di kawasan Jalan Raya Desa Mojosari Kecamatan Asembagus (KM SBY 217,9), yang banyak ditemui jalur jalan sempit meskipun lurus tanpa tikungan. Ini menyebabkan pengguna jalan lengah dan memacu kendarannya dengan kecepatan penuh. Banyak persimpangan jalan desa dan juga tak sedikit jalan rusak akibat genangan air saat musim hujan..

Masih di kecamatan yang sama, yakni di Desa Asembagus (KM SBY 220,6), di kawasan ini banyak jalur jalan sempit, lurus dan datar serta merupakan kawasan pemukiman penduduk. Aktivitas segala jenis kendaraan bermotor (ranmor) dan non-ranmor padat. Lebih-lebih musim giling saat ini, truck pengangkut tebu padat keluar masuk ke area PG Asembagus. Di kawasanm ini pula banyak ditemukan persimpangan jalan desa.

Menuju arah timur adalah Jalan Raya Desa Sumberwaru Kecamatan Banyuputih (KM SBY 231,5). Jalur jalan sempit, lurus dan datar, banyak pemukiman penduduk. Di kawasan ini pula sangat perlu diwaspadai keluar masuknya kendaraan pengangkut tebu, karena sekarang sedang musim tebang tebu serta banyak pula persimpangan jalan desa.

Berikutnya adalah Jalan Raya Kawasan Hutan Baluran. Jalur ini paling tinggi angka kecelakaannya. Jalur jalan sempit dan banyak tikungan dan turunan serta dalam kondisi rusak, meskipun jauh dari pemukiman penduduk. Laju kendaraan cenderung tinggi dan banyak ditemukan kendaraan bermuatan yang berhenti di badan jalan karena macet atau mengalami kerusakan.

Jalur terakhir yang dianggap rawan kecelakaan adalah di jalan Raya Desa Wongsorejo Kecamatan Banyuputih di KM SBY 253 (perbatasan Situbondo – Banyuwangi). Di kawasan ini jalur jalan sempit dan banyak tikungan serta jalan menurun yang kondisi jalannya rusak. Jauh dari pemukiman penduduk, kendaraan melaju dalam kecepatan tinmggi serta kerap ditemui kendaraan (khususnya truck, tronton maupun container) yang berhenti di badan jalan karena macet maupun rusak mesin.

Rawan Kemacetan

Titik rawan kemacetan berikutnya adalah di Jalan Raya Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan (KM SBY 187). Kemacetan kerap dipicu oleh jalur yang sempit dan merupakan kawasan pasar, pusat pertokoan serta perbelanjaan. Khusus pagi sekitar pukul 04.30 hingga 07.00 WIB kawasan ini dijejali aktivitas pasar tumpah.

Kawasan lainnya adalah merupakan jalur di dalam Kota Situbondo, yakni di Jalan Raya Achmad Yani (KM SBY 194-195). Di kawasan ini merupakan satu jalur dengan dua arah, banyak pusat pertokoan dan perbelanjaaan serta dipadati pengunjung dengan area parkrr di bahu jalan. Kondisi serupa juga ditemui di Jalan Raya Asembagus (KM SBY 220-221).

Rawan kemacetan lalu-lintas ditemukan juga di ujung timur Kabupaten Situbondo, yakni di Jalan Raya Kawasan Hutan Baluran, Kecamatan Banyuputih KM SBY 234 – 247). Penyebab kemacetannya adalah jalur jalan sempit, satu jalur dan dua arah. Juga terdapat pusat perbelanjaan dan pasar , jalan dilalui semua jenis kendaraan yang kerap parkir di bahu jalan. Banyak kendaraan yang berhenti di badan jalan akibat sarat muatan karena kondisi kendaraan yang sudah tua serta sering ditemukan kendaraan melintang di tengah jalan akibat kecelakaan.

Rawan Bencana Alam

Adapun titik rawan bencana Banjir dan Longsor meliputi Jalan Raya Dusun Kembangsambi, Desa pasir Putih, Kecamatan Bungatan (KM SBY 172-180). Longsor yang kerap terjadi di musim penghujan, sering membawa curahan air bah dari kawasan pengunungan sekitar disertai bebatuan. Titik genangan air atau banjir juga ditemukan di Jalan Raya Dusun Pecaron, Desa Klatakan, Kecamatan Kendit. Di kawasan ini sering terjadi banjir Lumpur yang merupakan gerusan air bah kiriman dari kawasan pebukitan sekitar.

Rawan genangan air/banjir berikutnya terdapat di Jalan Raya PB Sudirman, Kelurahan Patokan Kecamatan Kota Situbondo. Di kawasan ini sangat rawan bencana banjir banding yuang meluap dari aliran Sungai Sampean, saat musim penghujan. Titik rawan banjir di wilayah timur Situbondo terdapat di Desa Curah Kalak, Kecamatan Jangkar, jika musim penghujan aliran sungai meluap akibat jebolnya tanggul.

Rawan Pelanggaran

Sedangkan titik-titik rawan pelanggaran lalu-lintas terdapat di Jalan Raya Desa/Kecamatan Banyuglugur (KM SBY 144-146). Di titik ini banyak jalan berkondisi tanjakan, turunan dan tikungan. Kondisi tersebut kerap memicu kendaraan melanggar marka jalan. Demikian halnya di Jalan Raya Desa/Kecamatan Besuki (KM SBY 156), banyak ditemukan jalur sempit dan bergelombang, banyak persimpangan jalan dekat jembatan serta kendaraan sering melaju kencang.

Titik rawan pelanggaran lalu-lintas lainnya terdapat di kawasan Kota Situbondo. Yakni di Jalan Ahmad Yani (KM194-196), karena satu jalan dengan dua arah, banyak pusat pertokoan dan dipadati pengunjung dengan lahan parkir di bahu jalan. Kondisi serupa juga ditemukan di Jalan Jawa dan Jalan Madura (KM SBY 195) yang merupakan kawasan Terminal Pangkalan Bus antar Kota/Kabupaten dengan aktivitas yang sangat padat. (gik/gik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.