"Sebelum berangkat ke tempat zakat, Riamah mengatakan apa wajah saya terlihat pucat?. Bagaimana kalau saya tambah polesan gincu?," kata sahabat Riamah, Lusiana (36), menirukan ucapan Riamah, kepada detiksurabaya.com di RSUD R Soedarsono, Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (16/9/2008).
Lusiana, warga warga Mandaran Rejo, Pasuruan berbagi cerita tentang insiden zakat Pasuruan yang dialaminya bersama Riamah. Lusiana dan Riamah pergi antre zakat pada Senin 15 September sejak pukul 07.00 WIB.
Keduanya rela datang lebih pagi lantaran tergiur uang zakat Rp 30 ribu. Uang itu rencananya akan digunakan untuk membeli beras dan kebutuhan pokok lainnya.
Di lokasi, kata Lusiana, sudah ada ribuan orang yang mengantre. "Riamah bilang perasaannya tidak enak," kata Luasiana sambil menitikkan air mata.
Namun demikian, Lusiana dan Riamah yang berprofesi sebagai penjual ikan basah ini nekat masuk ke antrean dan berdesak-desakan.
Suasana makin genting menjelang pukul 12.00 WIB. Antrean meliar dan makin tidak terkendali. Kiri, kanan, depan dan belakang terdesak oleh tubuh manusia. Suara rintihan minta tolong terdengar bersahutan tiada henti.
Lusiana dan Riamah terus berpegangan tangan terus maju menerobos menuju baris depan. Pegangan tangan itu pun terlepas saat kedua perempuan itu terjatuh. Bruuuk....!
"Setelah itu saya tidak tahu keberadaannya. Hingga tiba-tiba mata saya gelap dan saya sadar sudah di rumah sakit. Saya kaget ketika tahu ia jadi korban," ujar Lusiana lirih. (stv/aan)