Bupati Kediri, Haryanti Sutrisno menyampaikan, tari massal sengaja digelar untuk melestarikan kesenian daerah. Tentu saja selain untuk menghibur segenap masyarakat yang hadir dan turut bersukacita memperingati ulang tahun kabupaten tercinta.
"Ini untuk masyarakat Kabupaten Kediri. Jadi sekarang sudah tahu banyak kegiatan hari jadi. Harapan saya tahun depan dapat dirayakan lebih meriah lagi," kata Haryanti di Simpang Lima Gumul, Senin (25/3/2019).
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kediri, Krisna Setiawan menambahkan, jumlah penari dalam tari massal disesuaikan dengan usia Kediri. Yakni 1.215 penari.
Mereka semua masih berstatus sebagai pelajar. Mulai dari tingkat SD, SMP hingga SMA di Kabupaten Kediri.
"Ini persiapannya sudah agak lama, sekitar satu bulan. Semua pelajar dari sekolah di Kabupaten Kediri dari SD sampai SMA," ujar Krisna.
Dalam tari massal tersebut, para penari bercerita tentang Topeng Panji Gagahan Alus, Panji Laras hingga Sarinjingku. Semuanya berkisah tentang kejayaan dan kekayaan alam Kediri.
Acara diawali dengan hastungkara atau doa dan dihadiri oleh sekitar seribu warga. Mereka antusias ingin melihat atraksi tarian massal tersebut.
Krisna juga berharap, kegiatan tersebut bisa meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga persatuan jelang Pilpres dan Pileg 2019. "Diharapkan Kabupaten Kediri yang sebelumnya kondusif dalam penyelenggaraan Pemilu, tahun ini dapat berjalan aman, lancar dan tanpa masalah," imbuh Krisna.
Krisna menambahkan, rangkaian perayaan hari jadi Kediri sudah dimulai sejak awal Maret 2019. Beberapa kegiatan yang diselenggarakan seperti pameran UMKM dan berbagai macam lomba. Rangkaian acara tersebut akan berlangsung hingga awal April mendatang. (sun/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini