Ibu bayi yaitu Nur Husna (23) merupakan warga Dusun Bendorejo, Desa Karanganyar, Kecamatan Gumukmas, Jember. Dia melahirkan bayi malang itu di salah satu tempat praktik dokter di Lumajang, Sabtu (27/8) lalu. Persalinan menelan biaya Rp 3 juta.
"Untuk kawasan Jember Selatan, kalau berobat medis memang terbiasa di Lumajang dibandingkan RS Jember. Karena wilayahnya yang lebih dekat ke Lumajang dibandingkan RS Jember yang berada di daerah perkotaan," kata salah seorang kerabat pasien, Nurhasan, Jumat (2/9/2016).
Ia menjelaskan, setelah satu hari mendapat perawatan di Lumajang, bayi yang hingga kini belum diberi nama itu dirujuk ke RSU Dr Soebandi, Jember. Bayi itu dirawat gratis karena keluarga mengurus SPM (Surat Pernyataan Miskin) untuk mendapatkan layanan kesehatan gratis bagi pasien.
"Saya dihubungi Senin (29/8) oleh kepala dusun setempat untuk mengurus SPM itu. Alhamdulillah, SPM pasien disetujui dan bayi mendapatkan pengobatan gratis," terang Nurhasan yang juga anggota DPRD Jember asal Kecamatan Gumukmas itu.
Namun setelah dirawat di RSU Dr Soebandi selama 5 hari, pihak rumah sakit mengaku tidak bisa mengoperasi bayi itu untuk membuatkan lubang pada dubur pasien.
"Selain bayi ini tidak punya lubang anus, dinding perutnya juga sangat tipis. Pihak rumah sakit angkat tangan dan menyarankan agar bayi dirujuk ke RSU dr Soetomo Surabaya," ujar Nurhasan.
Namun, keluarga pasien malah 'menyerah' dan memilih untuk tidak melaksanakan saran dari rumah sakit. Penyebabnya, keluarga pasien mengaku tidak memiliki biaya untuk tinggal sementara di Surabaya. Keluarga pasien pun memulangkan paksa si bayi pada Kamis (1/9) malam.
"Padahal, DPRD Jember sudah menjalin kerjasama dengan Pemprov Jatim. SPM itu bisa digunakan juga di rumah sakit milik Pemprov Jatim, seperti RS Dr Soetomo," kata Nurhasan.
Pihaknya juga mengaku sudah bermusyarawah dengan perangkat desa setempat, guna mengumpulkan iuran untuk keperluan keluarga pasien selama di Surabaya.
"Tetapi keluarga pasien menolak. Mereka memilih pasrah dengan takdir Tuhan. Kami tidak bisa melakukan apa apa lagi," ujarnya.
Nurhasan berharap Pemkab Jember turun ke lapangan merayu keluarga pasien agar mau untuk mengoperasi bayi itu di Surabaya.
"Kami sudah membujuk keluarga pasien bahwa harus tetap ada usaha untuk menyelamatkan nyawa bayi itu. Tapi mereka menolak. Kami berharap Pemkab bisa ikut membantu membujuk keluarga pasien," pungkasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini