Pemkot Solo menargetkan pengolahan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo menjadi energi listrik atau PLTSa mulai April tahun ini. Dengan sistem pengolahan modern ini, diharapkan sampah yang sudah menggunung hingga 28 meter akan habis dalam 10 tahun ke depan.
Lalu bagaimana nasib ratusan sapi, kambing, dan para pemulung di lokasi?
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyampaikan bahwa dengan adanya PLTSa maka aktivitas di sekitar TPA Putri Cempo akan dibatasi. Termasuk keberadaan ratusan sapi dan kambing yang selama ini mencari makan di lahan seluas 17 hektare itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu nanti tidak bisa sapi-sapi itu di sana, kemarin sudah dibahas nanti lebih tertib lagi," papar Gibran kepada wartawan di RSUD Ibu Fatmawati Soekarno, Jumat (14/1/2022).
Tetapi, lanjut Gibran, untuk kepastian hal itu akan dibicarakan lagi nantinya. Yang pasti, dengan dioperasionalkannya PTLSa di TPA Putri Cempo maka kawasan tersebut akan semakin terjaga.
"Tidak seperti itu (hewan ternak di TPA) apalagi sekarang Camat Banjarsari punya program pilah sampah," ujar Gibran
Seperti diketahui, keberadaan ratusan sapi di kawasan Putri Cempo memang sudah menjadi pemandangan yang biasa.
Sapi-sapi milik warga tersebut dilepasliarkan untuk mencari makanan sisa di gunungan sampah. Keberadaan sapi maupun kambing itu akan kembali ke kandangnya masing-masing saat sore hari.
Banyaknya hewan ternak di TPA kadang mengganggu kinerja petugas saat menata tumpukan sampah menggunakan alat berat. Bahkan, tidak jarang sapi-sapi milik warga mati karena terkena alat berat.
Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh peternak sapi, Marso, beberapa waktu lalu.
"Dulu ada ribuan, saking banyaknya sering ada sapi mati karena terkena alat berat," ucap Marso.