Pembagian Insentif COVID Nakes Brebes Dikeluhkan Tak Adil, Dinkes Buka Suara

Pembagian Insentif COVID Nakes Brebes Dikeluhkan Tak Adil, Dinkes Buka Suara

Imam Suripto - detikNews
Kamis, 30 Des 2021 18:32 WIB
Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, Kamis (30/12/2021).
Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, Kamis (30/12/2021). (Foto: Imam Suripto/detikcom)
Brebes -

Pembagian insentif COVID-19 bagi tenaga kesehatan (nakes) di Brebes, Jawa Tengah, dikeluhkan tak adil. Seorang nakes yang tak mau disebut namanya mengatakan dirinya mendapat bagian lebih sedikit dibanding sopir ambulans dan office boy (OB).

"Pekerjaan nakes itu lebih berat karena langsung berhubungan dengan pasien COVID-19. Mulai dari testing, tracing, dan lainnya, sampai pada perawatan pasien COVID-19," kata nakes tersebut kepada wartawan, Kamis (30/12/2021).

Dia kemudian mengungkap insentif COVID-19 yang diterima oleh seorang dokter periode Januari-Oktober 2021 yakni sebesar Rp 6 juta. Bahkan, kata sumber nakes tersebut, ada dokter yang mendapat Rp 4 juta dan Rp 5 juta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan petugas OB dan sopir, kata dia, mendapat insentif antara Rp 6 juta sampai Rp 7 juta per orang. Dia menilai pembagian insentif ini sama sekali tidak memenuhi rasa keadilan.

"Sementara dokter malah insentifnya lebih rendah. Paling banyak dapat Rp 6 juta dan bahkan ada yang cuma Rp 4 juta," kata dia.

ADVERTISEMENT

Terkait masalah ini, nakes tersebut meminta agar pembagian insentif itu dilakukan secara adil. Besaran uang yang diberikan sesuai dengan beban tugas masing-masing.

Menanggapi permasalahan itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, dr Sri Gunadi Parwoko, mengatakan berdasarkan petunjuk teknis (juknis) pembagian insentif ditujukan kepada perorangan. Menurutnya, pembagian insentif yang telah dilakukan di masing-masing Puskesmas di Kabupaten Brebes justru mengedepankan rasa keadilan.

Gunadi menilai tidak semua karyawan Puskesmas yang diajukan mendapatkan insentif. Mereka yang diajukan adalah kepala Puskesmas, dokter, perawat, bidan, gizi dan lainnya. Namun pada kenyataannya, kata Gunadi, yang bekerja tidak hanya petugas tersebut. Dia juga mengingatkan seluruh karyawan Puskesmas terlibat menangani Corona.

Untuk karyawan yang tidak masuk daftar penerima tapi ikut bekerja seperti OB dan sopir, Gunadi menambahkan, perlu ada perhatian dari para nakes. Caranya, terangnya, dengan saling berbagi insentif.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...

"Contohnya, di salah satu Puskesmas memiliki karyawan 97 orang dan hanya ada 23 orang nakes diajukan untuk mendapatkan insentif. Tetapi pada kenyataannya yang bekerja dalam penanganan COVID-19 ini ada 97 orang. Jadi jika insentif cair, semuanya harus mendapatkan. Saling berbagi dengan mereka," kata Gunadi.

Gunadi menjelaskan, terkait OB dan sopir ambulans juga mendapat insentif lebih besar dari nakes, dikarenakan mereka bekerja maksimal dalam penanganan COVID-19. Para OB dan sopir bahkan ikut mengurus jenazah pasien, mulai dari pemulasaraan jenazah sampai pada pemakaman. Bahkan OB pula yang membersihkan limbah B2 pasien Corona. Gunadi mengatakan petugas OB dan sopir juga memiliki risiko sama dalam melakukan pekerjaannya.

"OB dan sopir memiliki tugas yang cukup berat dan risiko tinggi. Rawan tertular karena bersentuhan langsung dengan pasien maupun jenazah. Tapi mereka itu tidak masuk dalam nakes yang diajukan mendapat insentif. Maka ketika uangnya cair, mereka harus kita pikirkan. Maka dari itu saya mohon kerelaannya kepada teman-teman nakes untuk berbagi bersama mereka," beber Gunadi.

Berbagi insentif dengan tenaga lain, kata Gunadi, juga terjadi di hampir semua Puskesmas. Hal ini sebagai kebijakan masing-masing nakes yang sudah mendapatkan insentif.

"Hampir semua Puskesmas seperti itu. Saling berbagi sesuai kesepakatan bersama. Ini juga sebagai bentuk pembelaan terhadap mereka yang ikut bekerja," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(sip/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads