Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul menyebut belasan Early Warning System (EWS) tsunami di sepanjang pantai selatan di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) rusak. Rusaknya belasan EWS itu karena termakan usia.
"Hasil pengecekan tanggal 26 Desember lalu dari 29 EWS (tsunami) yang berfungsi baik hanya 16 EWS, dan untuk yang lainnya rusak," kata Kepala Pelaksana BPBD Bantul Agus Yuli Herwanta kepada wartawan, di Kapanewon Bantul, Kabupaten Bantul, Senin (27/12/2021).
Terkait, penyebab rusaknya 13 EWS tsunami di Bantul, Agus mengaku karena beberapa faktor, salah satunya usia EWS yang sudah lama. Selain itu komponen EWS yang terkena kadar garam dan erosi sehingga rusak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang namanya alat elektronik apalagi di pinggir pantai apa pun rawan rusak karena kadar garam tinggi dan tingkat erosinya tinggi," ujarnya.
Oleh sebab itu, Agus mengaku BPBD segera memperbaikinya dengan mengambil dari biaya pemeliharaan rutin yang masih berfungsi. Sedangkan untuk EWS yang rusak dan butuh penggantian perlu dianggarkan melalui APBD.
"Kita berupaya untuk memperbaikinya, salah satu sumbernya anggaran biaya tambahan (ABT) atau melalui APBD perubahan. Selain memperbaiki, kami akan berupaya menambah EWS bencana tsunami," ujarnya.
Selain menambah EWS tsunami, pihaknya juga akan menambah EWS bencana banjir di sungai-sungai yang ada di Bantul. Menurutnya, saat ini sudah ada lima EWS banjir di sungai yang berfungsi semua.
"Untuk EWS bencana longsor juga butuh penambahan. Karena saat ini EWS longsor yang ada di Bantul baru baru ada tiga, dan itu pun yang memasang adalah dari provinsi," katanya.
(sip/ams)