Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, telah menelusuri penyebab bau busuk di Kali Gandul. Penyebab bau diduga dari limbah peternakan ayam.
"Sudah dicek teman-teman, sudah ketemu dugaan penyebabnya dan sudah ada penanganan darurat di sana," kata Kepala DLH Boyolali, Lusia Dyah Suciati, dihubungi melalui telepon selulernya, Senin (13/12/2021).
"Dugaannya dari sana (tempat penampungan limbah peternakan ayam di Winong). Sudah kita minta atasi dengan membuat tanggul sementara," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bau busuk dan warna air yang pekat di Sungai Gandul itu diduga dari tempat penampungan limbah di peternakan ayam yang berlokasi di Desa Winong, Kecamatan Boyolali Kota. Lokasi tempat penampungan kotoran ayam itu diketahui berada di pinggir Kali Gandul.
Tumpukan kotoran ayam itu mengalir ke sungai akibat hujan deras. Air hujan mengalir ke tempat penampungan limbah itu, dan kemudian mengalir ke sungai.
"Kami minta untuk dilakukan penanganan darurat dulu, dibuat tanggul sementara agar tidak mengalir ke sungai. Tapi kami minta nantinya juga dibuat tanggul permanen," ujar Lusia.
Pihaknya juga meminta pembuangan limbah ke tempat penampungan tersebut untuk dihentikan dulu. Pihak DLH hari ini juga mengawasi pembuatan tanggul darurat itu dan sudah selesai.
"Ini kami buatkan surat untuk tidak melakukan pembuangan di situ. Karena ini juga bukan unsur kesengajaan. Bisa jadi bisa dikatakan akibat derasnya hujan," kata dia.
Pihak pemilik peternakan ayam, juga disebutnya proaktif untuk mengatasi limbah tersebut.
"Pemilik sudah merespons. Pada saat kita belum menegur, tapi tahu kita cek lapangan, dia sudah merasa (dan melakukan langkah penanganan). Tapi kan nggak boleh berprasangka, menuduh secara langsung. Tapi harus mencari sumbernya dari situ atau bukan atau dari sumber lain yang memanfaatkan situasi kan tidak menutup kemungkinan," imbuhnya.
Maka, dalam penanganan bau tak sedap di Kali Gandul ini pihaknya tidak berhenti pada tempat penampungan limbah di peternakan ayam yang diduga menjadi sumber pertama. Tetapi juga masih melakukan penelusuran kemungkinan adanya sumber dari tempat lainnya.
Sementara itu Ketua DPRD Boyolali, Marsono, meminta permasalahan bau di sungai Gandul ini dapat diselesaikan secara tuntas. Pihaknya tidak ingin ketika hujan deras lagi, limbah yang masuk ke sungai terjadi lagi.
Selengkapnya di halaman selanjutnya...
"Entah itu nanti terencana atau sengaja atau ketidaksengajaan, tentunya yang penting ada tindak lanjut atas hal ini. Yang pertama, tentunya permasalahan bau yang tidak sedap ini harus segera teratasi. Kemudian yang kedua, tentunya tidak kalah pentingnya sumbernya harus terselesaikan juga," tegas Marsono.
Pihaknya juga sudah mengecek ke masyarakat yang mengadu kepadanya. Disebutkan bahwa potensi bau saat ini sudah berkurang drastis. Namun warna airnya masih kotor dan pekat.
"Selama belum hujan, pasti belum hilang. Tapi saya khawatir ketika hujan potensi (pencemaran) dari barat (hulu) nanti muncul lagi. Ini dari kepala DLH baru melakukan pendekatan kepada pihak-pihak yang potensi menimbulkan permasalahan itu," ujar dia.
Diberitakan sebelumnya, bau menyengat muncul dari aliran Kali Gandul di Boyolali, Jawa Tengah beberapa hari terakhir. Kondisi itu dikeluhkan oleh warga di sekitar aliran sungai tersebut.
"Sebenarnya bukan kali ini saja Kali Gandul ini berbau. Tapi ini termasuk yang terparah, sampai tiga hari baunya belum hilang," kata salah seorang warga Dukuh Wonorejo, Diyono (40), kepada para wartawan saat ditemui di Jembatan Republik, Kelurahan Kemiri, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Minggu (12/12).
Kali Gandul berhulu di kawasan puncak Gunung Merapi. Mengalir hingga wilayah Kecamatan Mojosongo dan melintasi samping kompleks perkantoran terpadu Pemkab Boyolali, bagian selatan.