Pemilik warung Tengkleng Bu Harsi di Solo Baru, Sukoharjo yang diviralkan ngepruk kini mulai bisa tersenyum lega. Setelah sempat sepi, warung tengkleng Bu Harsi kini mulai ramai kembali.
Sambil tersenyum, Harsi menawarkan menu tengkleng sapi dan kambing kepada pembeli yang datang. Dengan sigap, Harsi langsung mengambilkan masakan tengkleng dari panci besar dan menyajikannya di piring.
"Alhamdulillah sekarang sudah ramai. Padahal sebelumnya sempat sepi sekali. Dari kemarin pulangnya lebih awal, jam dua siang sudah habis, biasanya jam tiga masih jualan," kata Harsi saat dijumpai di warungnya, Sukoharjo, Sabtu (11/12/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pantauan detikcom pukul 13.30 WIB tadi, warung Bu Harsi tampak ramai. Rupanya sejumlah pegiat media sosial sedang membuat konten untuk mengklarifikasi kabar yang sebelumnya viral.
Begitu pula dalam beberapa hari terakhir, sejumlah pihak beramai-ramai mendatangi warung Bu Harsi. Terakhir ialah aparat Polsek Grogol yang datang untuk mengganti spanduk dengan daftar menu terbaru.
Selain itu, beberapa pengunjung juga terlihat datang untuk membeli makanan di warung Tengkleng Bu Harsi. Salah satunya ialah Fuad, warga Demak yang bekerja di Sukoharjo.
Fuad mengaku tidak tahu menahu soal kabar viral tentang Bu Harsi di medsos. Dia hanya kebetulan lewat dan mampir untuk mencicipi tengkleng.
"Nggak tahu (kabar viral). Tadi cuma lewat saja, mampir. Rasanya enak, bumbunya mantap. Menurut saya harganya wajar, Rp 50 ribu yang sapi sama Rp 30 ribu yang kambing," kata Fuad.
![]() |
Kata PKL sekitar
Pemilik warung sekitar Bu Harsi, Sudarsi, mengaku senang melihat warung tengkleng itu kembali ramai. Ketua Paguyuban PKL Solo Baru ini turut mengedukasi dan membantu Bu Harsi berjualan selama beberapa hari ini.
"Dulu biasanya yang ke sini orang dari hotel seberang itu, atau orang lewat, karena lokasinya memang strategis. Memang ada keluhan, karena berbeda dengan harga di spanduk, tapi sebenarnya porsinya sesuai," ujar Sudarsi.
"Sekarang sudah ada daftar menunya, sehingga pembeli tidak akan salah paham lagi. Bu Harsi sekarang juga sudah paham," imbuhnya.
Penjual es degan di samping warung Bu Harsi, Yono, juga membenarkan kondisi warung tengkleng itu kini justru semakin ramai. Dia pun menilai selama ini hanya terjadi kesalahpahaman antara penjual dan pembeli soal harga yang dibilang ngepruk itu.
"Beberapa hari ini saya lihat semakin ramai, mungkin sudah rezekinya. Kalau saya lihat sebetulnya porsinya sesuai harganya, tapi orang datang terlanjur lihat spanduk, harganya Rp 30 ribu, padahal harganya Rp 50 ribu, jadi salah paham," pungkas Yono.
(bai/ams)