Cuaca ekstrem yang terjadi di perairan Rembang, Jawa Tengah membuat sejumlah nelayan kecil memilih untuk tidak melaut. Mereka takut dengan kondisi cuaca yang tak menentu, sehingga berisiko untuk keselamatan.
Salah seorang nelayan pencari rajungan asal Kelurahan Pacar Kecamatan Rembang kota, Parwi, mengatakan sudah hampir sepekan belakangan dirinya tak melaut karena cuaca buruk.
"Sudah satu minggu ini mas cuaca dan gelombang tidak bersahabat. Ketinggian ombak saat ini mencapai 2 sampai 3 meter, kami terpaksa menyandarkan perahu ini," kata Parwi, saat ditemui wartawan, Jumat (10/12/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nelayan lainnya, Samuri, warga Desa Gegunung Kecamatan Rembang kota menyebut perahunya yang kini hanya bisa bersandar justru harus mendapatkan pengamanan ekstra. Sebab, ombak tinggi di pantai pun juga berisiko merusak perahu.
"Ya harus lebih ekstra. Soalnya perahu sandar, ombaknya besar. Jadi kalau malam, kita siaga juga nungguin perahu. Takutnya ombak besar sewaktu-waktu bisa menghancurkan perahu," terangnya.
Atas kondisi itu pun, para nelayan yang menganggur karena tak bisa melaut hanya bisa mengandalkan uang simpanan mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jika cuaca buruk berkepanjangan, tak jarang para nelayan harus menjual perabot untuk bertahan hidup.
"Sudah tidak bisa melaut cari ikan, untuk menyiasati ya terpaksa harus menggunakan uang simpanan tabungan kalau tidak ya harus menjual perabotan untuk bertahan hidup," kata Samuri.
Kini, sejumlah perahu nampak berjubel di sekitar bibir pantai hingga bantaran Sungai Karanggeneng. Perahu-perahu berukuran kecil tersebut, terparkir karena tak digunakan untuk melaut.
"Kalau nelayan tradisional menggunakan perahu kecil, jika libur satu hari tidak melaut pasti sudah susah karena tidak dapat penghasilan. Semoga pemerintah dapat menindaklanjuti terkait kondisi nelayan kecil saat ini akibat cuaca buruk yang melanda sudah hampir satu pekan ini," pungkasnya.
Simak Video 'Curah Hujan Meningkat, Prakirawan BMKG: Waspada Bencana Alam':