Warung tengkleng Bu Harsi di Jalan Kunir V Grogol, Solo Baru, Sukoharjo viral setelah mendapatkan review jelek terutama masalah harganya yang dinilai ngepruk (tidak wajar).
Hal itu membuat kondisi warung yang ada di atas trotoar jalan itu menjadi sepi akhir-akhir ini. Sepinya pembeli disampaikan sendiri oleh Harsi.
Menurutnya, setelah ramai tersebar di media sosial jualannya tidak lagi seramai biasanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak yang melirik saja, saya persilakan mampir tetapi melaju saja," ujar Harsi, Kamis (10/12/2021).
Kondisi yang tidak menentu ini memaksa Harsi harus pandai-pandai mengatur pasokan yang dijualnya. Jika terlalu banyak membawa dagangan jelas akan tersisa.
"Kalau biasanya membawa kepala lima ya dikurangi menjadi tiga saja, kalau tiga kepala ya dikurangi lagi jadi dua kepala. Sepi mas," tuturnya.
Harsi sendiri mengaku, tidak mengetahui awal mula yang menjadikan warungnya sepi pembeli. Setelah ada yang memberitahu tentang warungnya yang viral dan kondisi warung yang semakin sepi, barulah ia paha.
"Pembeli mintanya komplit tetapi harga murah, padahal kulakan saya sudah mahal. Lalu warung saya dilebetke HP elek (dimasukkan HP/diberitakan jelek)," tuturnya.
Harsi mengatakan, perihal harga yang tidak sesuai dengan daftar menu seperti di spanduk warung. Hal itu karena pembeli meminta porsi yang berbeda atau lebih banyak.
"Mintanya komplit kepala separo atau satu, kulakan saya sudah mahal. Kalau minta porsi kecil Rp 15 ribu itu telinga dan iga-iga, kemudian pembeli mengeluh Rp 15 ribu kok cuma isinya cuma segitu," paparnya.
"Kalau komplit memang harganya Rp 50 ribu, kalau yang Rp 30 ribu itu, pipi satu, kaki dan iga sapi. Pipi satu saja itu dari tempatnya sudah Rp 25 ribu," susulnya.
Selanjutnya: paguyuban turun tangan
Simak juga 'Saat Heboh Pecel Lele Mahal, Pemkot Yogya Akan Sanksi PKL yang 'Nuthuk' Harga':
Ketua Paguyuban PKL Solo Baru, Sukoharjo, Sudarsi mengatakan, harga tengkleng bu Harsi sebenarnya sudah sesuai.
"Kemarin saya tanya pembeli yang makan menurut mereka harganya juga standar tidak mahal. Cuma, mbah Harsi kadang melayani pembeli tanpa bertanya dulu tetapi langsung memberikan porsi besar dengan harga Rp 50 ribu - Rp 70 ribu," katanya.
Harga itulah, lanjut Sudarsi, yang kadang dianggap pembeli 'ngepruk' karena tidak sesuai seperti yang tertera di spanduk yakni Rp 30 ribu untuk porsi besar. Maka dari itu, dari paguyuban pun berinisiatif untuk memberikan spanduk daftar nama dan harga menu.
"Kami sudah memesankan spanduk dengan harga yang disesuaikan, dan kami juga memberikan berbagai masukan agar jualannya kembali ramai," harap Sudarsi.