Sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang memiliki sejarah panjang berakar pada leluhur di masa Kerajaan Demak. Sosok penting dalam sejarah Semarang yakni seorang pangeran bernama Raden Made Pandan.
Dikutip dari website resmi Pemkot Semarang semarangkota.go.id, Raden Made Pandan merupakan seorang ulama dan bangsawan terkenal. Sosoknya sangat dihormati dan disegani.
Raden Made Pandan mempunyai seorang putra yang bernama Raden Pandanarang. Mewarisi sikap ayahnya, Raden Pandanarang terkenal sebagai anak yang sopan, ramah, baik hati dan berbakti kepada orang tuanya.
Hingga suatu saat Raden Made Pandan mengajak anaknya dan para pengiringnya untuk meninggalkan kesultanan Demak. Mereka melakukan perjalanan ke arah barat dari Demak untuk mencari daerah baru untuk ditinggali.
Siapa penemu Kota Semarang?
Setelah menempuh perjalanan berhari-hari, Raden Made Pandan akhirnya menemukan daerah yang menurutnya cocok untuk didiami. Daerah itu berupa kawasan hutan yang kemudian dibabat dan didirikan pondok pesantren. Tak hanya itu Raden Made Pandan juga membuka lahan pertanian.
Di tempat itulah Raden Made Pandan mengajarkan agama Islam kepada para pengikutnya. Hingga berjalannya waktu, ada banyak orang yang datang di tempat itu untuk menimba ilmu agama.
Ayah dan anak Raden Made Pandan-Raden Pandanarang hidup bahagia di tempat itu. Raden Made Pandan berharap sang anak menggantikannya sebagai guru agama.
Bahkan sebelum meninggal, Raden Made Pandan Arang berpesan pada putranya untuk melanjutkan cita-citanya dan tak meninggalkan daerah itu. Raden Pandanarang diminta untuk menyebarkan Islam di dan mengolah tanah pertanian di sekitar wilayah tersebut.
Kenapa dinamakan Semarang?
Raden Pandanarang benar-benar mewujudkan pesan sang ayah. Dia menjadi seorang guru agama yang berdakwah sekaligus mengolah lahan pertanian. Lahan daerah itu tergarap dan hasilnya melimpah, dan semakin banyak orang yang datang untuk menimba ilmu.
Hingga suatu hari saat Raden Pandanarang sedang menggarap lahan beserta para muridnya, tiba-tiba menemukan keanehan. Tampak oleh mereka, beberapa pohon asam yang tumbuh saling berjauhan di antara pepohonan lainnya.
Usai melihat pohon-pohon asam itu, Raden Pandanarang kemudian yakin hati untuk menamai wilayah itu dengan nama Semarang. Berasal dari kata asam atau asem yang jarang-jarang.
Lihat juga video 'Kerai Bambu Warisan Nenek Moyang Tak Lekang Zaman':
(sip/rih)