Aktivitas penambangan pasir dan batu di Kali Apu, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, masih berlangsung. Sejumlah nenek terlihat mencari pasir di sungai berhulu Gunung Merapi tersebut.
"Ya setiap hari cari pasir di sini (Kali Apu)," kata Sukani (60), warga Dukuh Takeran, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Boyolali, kepada detikcom ditemui saat mencari pasir di Kali Apu, Selasa (7/12/2021).
Sukani mencari pasir tidak sendirian. Namun bersama dua temannya yang merupakan satu kelompok. Yakni Sumi (70) dan Tumini (60), keduanya juga warga Dukuh Takeran, Desa Tlogolele.
Mereka mencari pasir secara manual atau tradisional. Menggunakan alat kreyeng atau serok dan linggis. Tumpukan bebatuan kecil di tengah sungai di antara aliran air sungai itu mereka keruk.
Bebatuan kecil disingkirkan. Kemudian pasirnya dia keruk dan dikumpulkan. Pasir yang mereka keruk juga masih disaring menggunakan ayakan kawat. Ayakan itu untuk memisahkan pasir dengan kerikilnya.
"Setiap hari ya seperti ini. Dari pagi sampai siang ini belum dapat (belum dapat satu rit). Baru segini ini," jelas Sukani sembari menunjukkan tumpukan pasir di sampingnya.
Dia bersama dua temannya mencari pasir di Kali Apu setiap hari, dari pagi hingga sore hari. Terkadang mereka harus pulang dengan tangan hampa karena pasir yang dikumpulkan belum laku terjual. Kadang juga tak bisa mengumpulkan satu rit (satu bak pikap) pasir.
"Ini setengah hari belum dapat satu rit. Satu rit (untuk ukuran mobil pikap), dijual Rp 100.000. Terus dibagi tiga orang ini," imbuhnya.
Ditanya terkait kondisi saat ini curah hujan yang tinggi dan rawan terjadi banjir lahar dingin, mereka pun mengaku tahu aktivitas penambangannya ini berisiko tinggi. Namun tidak ada pilihan lain, karena ini pekerjaan sehari-hari mereka.
Selanjutnya di halaman berikut...
(rih/ams)