Upaya pencarian pendaki asal Ukraina, Mykola, yang sempat tersesat dan hilang di Gunung Merbabu, ternyata berlangsung dalam cuaca buruk. Malam itu kondisi cuaca di Gunung Merbabu hujan deras disertai angin kencang.
"Jadi pada hari ini kami memberikan penghargaan kepada relawan yang kemarin telah melakukan misi kemanusiaan, membantu seorang warga negara asing yang tersesat di Taman Nasional Gunung Merbabu. Jadi sebagai ucapan terima kasih, kita memberikan penghargaan kepada relawan tersebut," kata Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb), Junita Parjanti, saaat ditemui usai memberikan penghargaan kepada relawan tersebut di kantornya, Senin (6/12/2021).
Ada 10 relawan yang mendapatkan penghargaan tersebut. Mereka adalah relawan jalur pendakian Gunung Merbabu via Selo. Pada Sabtu (4/12) malam itu mereka naik ke Merbabu untuk melakukan pencarian kepada Mykola.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para relawan naik atas inisiatif mereka sendiri untuk misi kemanusiaan sebelum operasi SAR pencarian warga negara Ukraina yang dilaporkan hilang itu dilaksanakan. Padahal cuaca Gunung Merbabu saat itu tidak memungkinkan, karena cuaca hujan angin.
"Jadi misi kemanusiaan ini dilakukan memang atas inisiatif mereka, atas dasar karena mereka relawan, misi kemanusiaan sebelum open SAR dilakukan oleh pihak yang terkait," jelasnya.
"Misi kemanusian ini sangat penting mengingat kondisi cuaca juga sangat tidak memungkinkan ya. Cuaca hujan angin, badai dan mereka terpanggil untuk membantu siapa pun yang mengalami kesulitan. Dengan cepat tetapi tetap sesuai dengan standar prosedur dan kelengkapannya," imbuh Junita.
Maka, pihaknya memberikan ini kepada para relawan yang dengan cepat, tanggap melakukan kegiatan penyelamatan warga negara asing. Junita mengucapkan terima kasih kepada para relawan ini, karena tanpa aksi cepat mereka, hasilnya tidak bisa sebaik itu.
Baca juga: Polisi Geledah Kamar Kos Siskaeee! |
Lebih lanjut Junita mengimbau kepada masyarakat yang akan melakukan pendakian untuk melakukan persiapan dengan baik. Persiapan fisik dan berbekalan harus lengkap.
"Jadi segala sesuatu apalagi mau mendaki gunung, apapun itu tentunya persiapan fisik, perbekalan itu harus lengkap," imbuh Junita.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Kepala Sub Tata Usaha BTNGMb, Johan Setiawan, menambahkan bahwa Mykola berhasil ditemukan para relawan tersebut sebelum operasi SAR dibuka.
"Beliau-beliau ini dengan inisiatif, dengan perhitungan yang matang alhamdulillah (Mykola) bisa ditemukan," imbuhnya.
Sementara itu, ketua relawan jalur pendakian Gunung Merbabu via Selo, Agus Sutarno, mengucapkan terima kasih atas penghargaan tersebut. Pihaknya bersama relawan lainnya malam itu memutuskan segera naik untuk mencari pendaki yang hilang, karena menyangkut nyawa seseorang.
"Dan dari teman-teman sendiri juga siap untuk melakukan evakuasi itu," katanya.
Anggota relawan lainnya, Salim, menambahkan mereka naik mencari Mykola karena panggilan jiwa kemanusian. Gunung Merbabu saat itu cuacanya sedang buruk, selain hujan juga angin kencang. Beruntung Mykola malam itu segera ditemukan.
"Karena posisi saat ditemukan teman-teman itu sudah menggigil, kondisi gigi atas dan bawah sudah menyatu," imbuhnya.
Relawan ceritakan detik-detik pencarian
Ketua relawan jalur pendakian Gunung Merbabu via Selo, Agus Sutarno, menceritakan proses pencarian tersebut.
"Kami mendapat laporan dari Resort Selo (BTNGMb) itu kurang lebih pukul 18.00 WIB. Itu kanca-kanca (teman-teman) yang di (Desa) Tarubatang sebenarnya ada acara. Tapi karena mengingat itu terkait dengan nyawa seseorang, dan mungkin dari teman-teman sendiri juga siap untuk melakukan evakuasi," kata Agus.
Para relawan dengan inisiatif mereka sendiri memutuskan Sabtu malam itu naik mencari pendaki yang hilang. Meski saat itu cuaca Gunung Merbabu hujan disertai angin cukup kencang.
Setelah briefing dan mengecek perlengkapan yang harus dibawa sesuai prosedur, mereka pun berangkat. Mereka dibagi menjadi dua regu atau tim. Regu 1 berangkat dari Resort Selo sekitar pukul 19.00 WIB.
"Maka kita memutuskan dari teman-teman berangkat melakukan evakuasi itu kurang lebih pukul 19.00 WIB. Melakukan penyisiran berangkat dari kantor Resort Selo, dimulai dari tim 1 terdiri dari 5 orang," jelas Sutarno.
Kemudian tim atau regu 2 yang juga beranggotakan 5 orang berangkat sekitar pukul 20.30 WIB.
"Kita bertemu di Simpang Macan. Setelah tim pertama melakukan penyisiran sampai dengan HM 25, melalui jalur baru. Ketika sampai HM 25 tidak ada tanda-tanda, kami turun melalui jalur lama. Sampai di Simpang Macan, tim 2 sudah sampai di situ, lalu koordinasi. Ini kembali atau diteruskan?" papar dia.
Selengkapnya di halaman selanjutnya...
Saat itu cuaca di sana hujan disertai angin. Setelah istirahat sejenak sambil koordinasi, mereka pun memutuskan melanjutkan upaya pencarian dengan turun ke Blok Tulangan. Awalnya mereka sempat ragu untuk turun ke Tulangan karena kondisi cuaca yang buruk.
"Kami masuk ke sekat bakar itu (sekat yang dibuat untuk melokalisir kebakaran hutan). Perjalanan sekitar 200 meter kita teriak-teriak memanggil namanya. Dia menjawab, tapi yang mendengar baru satu dua anggota. Kita masuk lagi, teriak-teriak lagi, kurang lebih 300 meter, kita justru terlalu dalam. Mykola lebih di atasnya. Kami pun kembali naik," sambung dia.
Anggota relawan lainnya, Salim, mengungkapkan Mykola akhirnya ditemukan di bawah pohon kesowo besar. Kondisinya menggigil kedinginan dan berselimut dedaunan.
"Saat ditemukan posisinya jongkok dan berselimutkan daun di bawah pohon kesowo besar. Saat ditemukan sudah menggigil, kondisi gigi atas dan bawah sudah menyatu. Ya untung segera ketemu," imbuh Salim.
Saat ditemukan Mykola hanya membawa tas kecil, memakai celana tiga perempat dan jaket dilapisi jas hujan tanpa lengan. Mykola juga diam saja. Lalu oleh relawan, Mykola diberi minum dan makanan ringan dan segera diajak turun.
"Mungkin dia juga entah itu kaget, atau senang atau takut, entah gimana. Waktu ditemukan itu dia tidak bicara. Dia mulai bicara setelah kita memperkenalkan diri tim ranger and rescue, dia baru bicara," katanya lagi.
Relawan lainnya, Sumali, menambahkan Mykola kemudian dibawa turun dengan berjalan sendiri. Sampai di kantor Resort Selo pada Minggu dini hari.