Ada yang berbeda di sepanjang jalur kereta api (KA) menuju Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Jika biasanya lingkungan rel terkesan kumuh, ini justru warna-warni cantik setelah dihiasi berbagai ornamen seni dan budaya lokal setempat.
Ornamen dengan berbagai macam bentuk seperti tokoh pewayangan, patung burung raksasa, hingga orang-orangan sawah, itu berjejer rapi di sepanjang jalur kereta api dari ujung timur Kulon Progo, yaitu masuk kapanewon Sentolo hingga Stasiun Bandara YIA di Kapanewon Temon. Jika ditotal, panjang jalur dari titik pertama sampai akhir berjarak sekitar 25 km.
Hadirnya ornamen ini merupakan bagian dari Festival Pacak Sepuran besutan Dinas Pariwisata Kulon Progo. Pacak sepuran merupakan bahasa Jawa yang bila diartikan adalah menghias kereta api, dalam hal ini lingkungan jalur kereta api.
"Nah kita tahu bandara YIA sekarang sudah ada kereta bandara menuju Stasiun Tugu (Yogyakarta), dan kita juga tahu bahwa beberapa titik di kanan kiri jalur kereta ini masih banyak yang kumuh, belum disentuh dengan nilai-nilai budaya, kearifan lokal. Maka yang dilakukan Dispar bekerjasama dengan berbagai pihak ini adalah kegiatan untuk menghias, menata dan mempercantik kanan kiri rel kereta api,sehingga orang dalam ka kalau masuk area Kulon Progo akan terasa berbeda," ucap Kepala Dispar Kulon Progo, Joko Mursito, dalam puncak Festival Pacak Sepuran di Stasiun Bandara NYIA, Minggu (28/11/2021).
Joko menjelaskan Festival Pacak Sepuran ini diikuti oleh 14 kalurahan dan 1 kelurahan yang dilintasi jalur kereta. Warga masyarakat di sepanjang jalur itu secara swadaya menghias lingkungan rel bersama para seniman yang telah ditunjuk Dispar.
Pengerjaan ornamen dilakukan secara serentak sejak pertengahan November 2021. Hasil jadi ornamen kemudian dinilai oleh dewan juri dari pelbagai latar belakang. Ornamen terbaik berhak memperoleh hadiah uang pembinaan puluhan juta rupiah.
"Agar lebih greget, kegiatan ini memang kami buat semacam kompetisi, supaya kalurahan dan kelurahan yang ikut bisa semangat," ucap Joko.
Ke depan Joko berharap, spot-spot yang dikerjakan oleh masyarakat berpadu dengan seniman di sepanjang jalur kereta api ini bisa jadi destinasi wisata baru untuk dimanfaatkan sebagai tempat nongkrong, ngopi, bersantai maupun sekedar momong anak. "Kami juga akan dorong lewat desa wisata dan Pokdarwis untik mewujudkan objek wisata baru itu," jelas Joko.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...