Kondisi enam ruangan kelas di SD Negeri Kebonromo 3 Sragen, memprihatinkan dan tidak layak untuk digunakan belajar. Dua ruangan kelas bahkan nyaris roboh sehingga siswanya terpaksa diungsikan ke musala.
Pantauan detikcom, pukul 09.00 WIB tadi, terdapat dua ruangan mengalami kerusakan paling parah. Pada kedua ruangan ini, tampak sebagian usuknya patah. Bagian atap kelas ini pun tampak sudah melengkung.
Kedua ruangan yang rusak parah ini dikunci dari luar karena pihak sekolah khawatir ruangan ini sewaktu-waktu ambruk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kerusakan juga terjadi di empat ruangan kelas yang lain. Tampak lubang menganga di beberapa bagian plafon.
Lantai kelas juga banyak mengalami kerusakan. Keramik lantai pecah-pecah dan sebagian terlihat amblas ke bawah. Di keenam ruangan kelas tersebut, hampir seluruh kusen pintu dan jendela dalam kondisi berlubang akibat lapuk.
Akibat ditutupnya dua ruangan kelas, pihak sekolah terpaksa memindahkan para siswanya untuk belajar di lokasi darurat. Musala setempat dipilih sebagai lokasi pembelajaran tatap muka (PTM) bagi siswa kelas 2 dan 4.
Kondisi musala ini pun jauh dari kata layak sebagai tempat belajar. Pasalnya, para siswa harus belajar di lantai tanpa alas. Para siswa juga menunduk jika ingin menulis.
Untuk mengakali luas musala yang terbatas ini, sebagian siswa belajar di bagian halaman musala. Lokasinya pun tak kalah sempit sehingga tidak nyaman jika digunakan sebagai tempat belajar.
Kepala SDN Kebonromo 3, Sri Mulyati, mengatakan kerusakan ini sudah terjadi sejak lama. Pihaknya mengaku sudah melaporkan kerusakan ini ke dinas, namun hingga saat ini belum ada tindakan.
"Saya sudah dua kali sudah laporan. Laporan ke korwil, dan sudah ditindaklanjuti ke dinas. Namun belum ada perbaikan sampai sekarang," ujar Sri ditemui detikcom di lokasi, Rabu (24/11/2021).
Sri mengaku terpaksa memindahkan siswanya untuk belajar di musala untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Itu pun dirinya mengaku masih waswas dengan kondisi ruangan lain yang masih dipakai belajar.
"Dua kelas belajar di musala, itu pun sebenarnya tidak memenuhi syarat karena di musim pandemi ini kan seharusnya siswa tidak saling berdekatan," kata Sri.
"Untuk ruangan yang lain saya juga khawatir. Apalagi waktu turun hujan, waswas kalau sampai ambruk," imbuhya.
Selanjutnya kepala SDN Kebonromo 3 ungkap rehab terakhir sekolah itu pada 2012 lalu...
Kondisi ini, lanjutnya, diperparah dengan saluran drainase yang buruk. Sekolahnya kerap tergenang ketika turun hujan sehingga para siswa harus bekerja bakti membersihkan ruangan kelas.
"Rehab terakhir tahun 2012, itu pun cuma rehab ringan. Harapan kami agar segera diperbaiki agar anak-anak bisa belajar dengan nyaman dan aman," tuturnya.
![]() |
Anggota Komisi IV DPRD Sragen, Tono, yang melakukan tinjauan ke sekolah, mengakui buruknya kondisi bangunan sekolah di SD tersebut. Pihaknya meminta pemerintah daerah untuk memprioritaskan perbaikan sekolah ini agar layak digunakan.
"Kondisi SDN Kebonromo 3 ini jelas memprihatinkan sekali. Harapan kami Pemda memperhatikan kondisi ini, karena kepala sekolah sudah mengajukan perbaikan tapi ternyata sampai sekarang belum direalisasi," ujarnya.