Kasus virus Corona atau COVID-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali melonjak bahkan sempat menjadi tertinggi nasional pada 8 November lalu. Kasus Corona ini kembali melonjak karena ada beberapa klaster di antaranya klaster sekolah dan takziah.
"(Awalnya) Dari takziah. Yang banyak itu malah yang dari anak SMK (SMKN 1 Sedayu, Bantul) tertular dari adiknya," kata Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Kadarmanta Baskara Aji diwawancarai di Kompleks Kepatihan, Kantor Gubernur DIY, Kemantren Danurejan, Yogyakarta, Selasa (9/11/2021).
Aji menyebut kasus Corona dari SMKN 1 Sedayu itu kemudian meluas hingga ke beberapa sekolah di Kecamatan Sedayu. Tak hanya itu, kasus juga menyebar hingga ke sekolah lain di Kabupaten Bantul bahkan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah-sekolah itu pun ditutup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus di Bantul ini melonjak dari salah seorang guru SMKN 1 Sedayu yang positif Corona tapi tetap mengajar. Bahkan guru tersebut disebut tidak percaya Corona dan juga mengajar TPA sehingga menulari sejumlah siswa SD.
"Jadi ceritanya berawal dari klaster SMK N 1 Sedayu, ada salah satu guru yang di sana positif. Nah, meski sudah dinyatakan positif tetap ngajar TPA di kampungnya," ujar Panewu Sanden Deni Ngajis Hartono, Senin (8/11) lalu.
"Kan kalau positif harusnya diam di rumah tapi ini malah mengajar ngaji. Karena gurunya itu ngeyel tidak percaya COVID-19," sambung dia.
Belakangan dari 30 siswa SD yang belajar mengaji pada guru tersebut 7 di antaranya dinyatakan positif COVID. Dari hasil tracing ke-7 siswa tersebut ditemukan ada puluhan orang yang positif Corona.
"Jadi dari takziah Sedayu cuma 1, guru ngaji dari SMKN Sedayu itu terus melakukan ngajar TPA. Dari TPA itu 30 ditracing ada sekitar 7, dan 7 itu berkembang sampai sekarang jumlah totalnya jadi 29 itu," kata Deni kemarin.
Tak hanya klaster takziah, klaster sekolah juga muncul di Bantul. Panemu Kasihan Subarta menyebut SD di wilayahnya menjadi klaster usai ditemukan 25 kasus Corona. Kasus ini bermula dari seorang guru yang diketahui tertular Corona dari orang tuanya.
"Data terakhir ada 25 yang terpapar (COVID) dari klaster SD Kasihan," kata Subarta, Rabu (10/11) lalu.
Selanjutnya di halaman berikut...
Lihat juga Video: Oknum Petugas Lapas Narkotika Yogya Akui Lakukan Kekerasan
Terkait temuan kasus Corona di sekolah ini, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Bantul Isdarmoko telah menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM). Di antaranya SD 1 Piring, SD di Kapanewon Sanden, SD-SMP di Kapanewon Sedayu.
Tak hanya di Bantul, kasus Corona dari klaster takziah itu juga menambah daftar kasus baru di Sleman. Kepala Dinas Kesehatan Sleman Cahya Purnama menjelaskan kasus Corona dari klaster takziah Sedayu yang meluas ke wilayah Sleman awalnya ditemukan 69 kasus.
"Untuk kontak dari klaster Sedayu dari awal 69 positif kemudian dilakukan penelusuran terhadap kontak erat termasuk dengan exit test menjadi 74 (kasus positif)," kata Cahya kepada wartawan, Jumat (12/11).
Cahya menyebut tracing kemudian dilakukan terhadap kontak erat kasus sebanyak 194 orang. Dari hasil tracing ini ditemukan penambahan kasus positif COVID.
"Dari situ, yang positif konfirmasi COVID-19 sebanyak 11 orang sehingga total dari kasus klaster Sedayu yang ada di wilayah Sleman ada 85 orang yang positif," jelasnya.
Kasus Corona di sekolah pun juga ditemukan di Kulon Progo. Akibatnya sekolah tatap muka SMA di Kapanewon Wates dan SD Kalibawang disetop/
Terkait kasus Corona ini, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta Pemkab Bantul dan Sleman untuk cepat menangani temuan kasus positif COVID-19. Sultan berharap lonjakan kasus positif dua pekan terakhir ini, bisa diblok dengan tracing dan isolasi baik mandiri maupun terpusat.
"Tapi kan faktanya bisa kita tangani, di-close. Yang penting tidak melebar? Ya naik turun naik turun tapi nggak pa-pa yang penting bisa kita kontrol," ujar Sultan, saat diwawancarai di Kompleks Kepatihan, Kantor Gubernur DIY, Rabu (10/11).
Sultan pun menekankan pentingnya menekan kasus Corona dan meningkatkan kasus sembuh. Sultan pun tengah fokus menekan kasus Corona agar melandai untuk persiapan jelang libur Natal dan Tahun Baru di Yogyakarta.
"Yang penting itu kita coba sekarang tetep melandai. Otomatis sekarang melandai nanti ya harapannya Tahun Baru juga melandai," jelasnya.
"Tapi jangan sampai terjadi ini kenaikan. Harapannya melandai Natal dan Tahun Baru," sambung Sultan.