Tersangka penganiayaan seorang pedagang cilok keliling di Boyolali hingga tewas dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Solo. Tersangka bernama Wartono (40) itu diduga mengalami gangguan jiwa.
"Informasinya tersangka ini mengalami gangguan jiwa. Hari ini tersangka kita bawa ke RSJD Solo," kata Kapolsek Sambi Iptu Sunarto kepada detikcom, Senin (8/11/2021).
Pihaknya saat ini juga belum bisa meminta keterangan terhadap tersangka. Setelah kejadian, petugas langsung membawa korban ke rumah sakit Asyifa Sambi. Petugas juga mengamankan tersangka ke Mapolsek Sambi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika kami tanya jawabannya berubah-ubah, kadang nggak nyambung," terangnya.
Akhirnya, siang tadi petugas membawa tersangka Wartono ke RSJD Solo untuk diperiksakan.
Sedangkan orang tua tersangka, Panji Saputri, mengatakan sakit yang diderita anaknya tersebut sudah cukup lama. Wartono juga sudah dibawa berobat ke mana-mana termasuk ke rumah sakit jiwa.
"(Sakit jiwa) Sudah lama, sekitar 16 tahun. Sudah dibawa ke mana-mana, ke (RSJ) Solo pernah, ke (RSJ) Klaten juga pernah," ungkap Panji Saputri.
Menurut dia, sampai sekarang pun anaknya tersebut masih mengonsumsi obat. Pihaknya pun heran, meski sudah mengonsumsi obat tetapi anaknya masih suka mengamuk.
"Sampai sekarang masih mengonsumsi obat terus," imbuhnya.
Menurutnya, Wartono mengamuk dan melakukan penganiayaan tidak hanya kali ini saja. Sebelumnya juga pernah beberapa kali. Tetapi selama ini yang diamuk adalah anggota keluarganya dan tidak sampai berakibat fatal.
Pihak keluarga tersangka menyatakan tanggung jawab atas kejadian tersebut. Keluarga mengaku siap menanggung semua biaya pemakaman korban.
Sementara itu, suasana duka terlihat di rumah korban, Slamet (45). Ratusan pelayat mendatangi rumah korban di Dukuh Dondil, Desa Jatisari. Mereka tampak duduk di kursi-kursi yang disediakan di depan rumah sembari menunggu kedatangan jenazah korban.
Selengkapnya di halaman selanjutnya...
Kerabat korban, Parmin Raharjo, mengatakan Slamet merupakan tulang punggung keluarganya. Setiap hari, dia bekerja berjualan cilok keliling untuk biaya hidup keluarga. Di rumah tersebut, korban tinggal bersama istri, dan ibu mertuanya yang sudah lanjut usia. Kondisi istri juga baru saja sembuh dari sakit stroke.
"Korban aslinya dari Tegal. Dimakamkan di sini," jelas Parmin.
Diberitakan sebelumnya, seorang pedagang cilok keliling di Boyolali, meninggal dunia setelah dianiaya tetangga. Korban dipukul menggunakan batu besar.
"Korban sudah kami bawa ke RSUD dr Moewardi Solo, untuk dilakukan autopsi, untuk mengetahui sebab pasti kematiannya dan mengalami luka di mana saja," kata Kapolsek Sambi Iptu Sunarto, Senin (8/11).
Korban yakni Slamet (45). Sedangkan tersangka bernama Wartono (40). Keduanya warga Desa Jatisari, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali.
Peristiwa penganiayaan berujung tewasnya korban terjadi Minggu (7/11) sekitar pukul 17.00 WIB. Lokasi penganiayaan di depan rumah tersangka.
Tidak ada yang tahu pasti bagaimana awal mula hingga tersangka menganiaya korban di depan rumahnya itu. Juga tidak terdengar teriakan korban atau berusaha melarikan diri dari amukan tersangka.
Warga atau saksi mengetahui kondisi korban sudah terkapar dan dianiaya tersangka. Namun warga tidak berani mendekat untuk menolong korban, karena tersangka diketahui mengalami gangguan jiwa atau orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Petugas Polsek Sambi yang sedang patroli di desa tersebut langsung memberikan pertolongan. Korban dibawa ke rumah sakit Asyifa. Sedangkan tersangka dibawa ke Mapolsek Sambi. Namun, sayang korban akhirnya meninggal dunia di rumah sakit sekitar pukul 20.00 WIB.