Guru Kena Corona Nekat Ngajar-Tulari 6 Anak di Bantul Terancam Sanksi

Guru Kena Corona Nekat Ngajar-Tulari 6 Anak di Bantul Terancam Sanksi

Heri Susanto - detikNews
Senin, 08 Nov 2021 15:01 WIB
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih. (Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom)
Yogyakarta -

Seorang guru di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), positif virus Corona (COVID-19) nekat mengajar mengaji yang berujung menulari enam anak. Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyebut perbuatan guru itu merupakan suatu pelanggaran dan terancam sanksi.

"Kalau nekat ngajar ya pelanggaran. Kita beri peringatan, teguran. Tidak diindahkan terus-menerus ya sanksi," kata Halim saat diwawancarai wartawan di Kompleks Kepatihan, Kantor Gubernur DIY, Yogyakarta, Senin (8/11/2021).

Halim menjelaskan, sebagai guru seharusnya bisa menjaga orang lain. Sebab, COVID-19 ini menyangkut kesehatan orang banyak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena ini menyangkut kesehatan orang banyak," katanya.

Ia mengungkapkan, dirinya telah meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul untuk melakukan penyisiran ke sekolah-sekolah. Terutama sekolah yang berkaitan dengan klaster takziah di Kapanewon Sedayu, Bantul.

ADVERTISEMENT

"Pagi tadi saya memanggil Kepala Dinkes untuk menyisir lagi ke sekolah-sekolah, muncul klaster nggak? Kita akan evaluasi, sekolah-sekolah sudah siap untuk (antisipasi) COVID-19," katanya.

"Penyebarannya kita batasi dengan cara karantina siswa yang terpapar. Yang nyata terpapar nggak boleh masuk. Nanti kita evaluasi seluruh PTM," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, kasus penularan Corona di SMK N 1 Sedayu, Bantul, berkembang hingga Kapanewon Sanden. Berawal dari seorang guru di sekolah itu yang positif Corona tapi nekat mengajar ngaji hingga menulari enam anak didiknya.

"Jadi ceritanya berawal dari klaster SMK N 1 Sedayu, ada salah satu guru yang di sana positif," kata Panewu Sanden, Deni Ngajis Hartono, saat dihubungi wartawan, Senin (8/11).

Selengkapnya di halaman selanjutnya...

Selanjutnya guru tersebut malah tetap mengajar TPA anak-anak di Kalurahan Srigading. Hal tersebut dilakukan karena yang bersangkutan tidak mempercayai COVID-19.

"Nah, meski sudah dinyatakan positif tetap ngajar TPA di kampungnya. Kan kalau positif harusnya diam di rumah tapi ini malah mengajar ngaji. Karena gurunya itu ngeyel tidak percaya COVID-19," ujarnya.

Padahal guru tersebut mengajari mengaji sekitar 30 anak. Alhasil, beberapa anak terkonfirmasi positif COVID-19. Bahkan, kasus tersebut merembet hingga belasan orang yang terkonfirmasi positif.

"Yang bersangkutan ngajar sekitar 30 anak, setelah itu kan di-tracing dari 30 anak itu dan ternyata 6 anak positif. Selanjutnya dilakukan tracing lagi dan saat ini totalnya ada 16 kasus," katanya.

Halaman 2 dari 2
(rih/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads