Pascameninggalnya mahasiswa UNS peserta diksar menwa, Gilang Endi Saputra (21), muncul desakan pembubaran unit kegiatan mahasiswa (UKM) tersebut. Seperti yang terlihat di markas Menwa UNS yang banyak ditempel stiker desakan pembubaran.
Menanggapi hal itu, Kepala Staf Komando Nasional (Konas) Resimen Mahasiswa (Menwa) Indonesia M Arwani Denny menilai desakan itu wajar sebagai aspirasi atas kejadian tersebut.
"Kalau aspirasi saya kira semua berhak mengutarakan aspirasinya, apa pun itu aspirasinya. Bahkan, presiden diminta mundur, kok," kata Denny usai bertemu dengan Kapolresta Solo Kombes Ade Safri Simanjuntak di Mapolresta Solo, Kamis (28/10/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aspirasi itu, lanjut Denny, selama masih dalam ranahnya nantinya juga akan ketemu titik temu yang sebenarnya. Sebagai anak bangsa, menurutnya, pasti mempunyai keinginan untuk membangun bangsanya.
"Saya kira, selagi kita masih dalam frame bekerjanya, berorganisasinya, saya kira nanti kan ketemu titik temunya bahwa kita sebenarnya sama. Sama-sama anak bangsa, ingin membangun bangsa bersama," tutur Denny.
Kejadian tersebut, kata dia, menjadi sebuah musibah dan perlu untuk dipertanggungjawabkan.
"Memang dalam satu kegiatan bahwa ada kejadian saya kira itu tidak bisa kita tolak. Itu sebuah musibah. Tinggal bagaimana hari ini kita mempertanggungjawabkan dari apa yang terjadi. Saya kira itu," urainya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Korps Mahasiswa Siaga atau Resimen Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (Menwa UNS) Solo mendapat kecaman usai meninggalnya seorang peserta diksar menwa, Gilang Endi Saputra (21).
Bahkan markas Menwa UNS kini ditempeli poster berisi pesan kecaman. Pantauan detikcom, Kamis (28/10) siang, poster-poster itu ditempel di bagian pintu. Beberapa poster juga ditempel di dinding.
Simak video 'Buntut Meninggalnya Mahasiswa Gilang, Semua UKM UNS Disetop!':
Selengkapnya di halaman selanjutnya...
Poster itu antara lain bertuliskan 'Kalian Gagal Untuk Gagah, Bubarkan UKM Pembunuh', 'Menwa Calo Surga', 'Kapan Keluar Goa', 'Justice for Gilang', dan 'Jaga Kewarasan, Jangan Tiru Menwa'.
Untuk diketahui, markas Menwa UNS sudah ditutup setelah dilakukan pemeriksaan oleh kepolisian. Sejak kasus mencuat, pimpinan Menwa pun tidak dapat dihubungi.
Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS, Sutanto, mengaku akan mencari tahu siapa yang menempel poster-poster itu. Namun dia mengatakan ingin meredam suasana yang masih emosional saat ini.
"Nanti kita lihat, siapa yang nempel. Kita coba berdamai dulu dengan keadaan. Mungkin semua emosi marah," kata Sutanto saat dihubungi wartawan, Kamis (28/10).
Pihaknya juga akan menemui BEM untuk mendapatkan informasi yang beredar di kalangan mahasiswa.
"Kita mau bertemu dengan BEM biar sama-sama adem. Kita ingin ngobrol dengan semuanya agar tahu yang berkembang semuanya," lanjut dia.